Dari Kota Madiun, Charu Dhatri Tembus Pasar Internasional Lewat G20



MADIUN - Kecantikan dan pengharapan tertinggi menjadi doa yang terselip dari produk ciptaan Yusuf Ardiatno dan Fatmalia Yulinda. Untuk itulah, produk tas cantik berbahan dasar kain goni itu diberi nama Charu Dhatri. 


Doa itupun agaknya telah terkabul. Tas kain goni yang diberi nama dari Bahasa Sanskerta itu kini telah go internasional. Harapan tertinggi dari sebagian besar pelaku UMKM. 


"Salah satunya lewat event G20 di Bali November nanti," tutur Fatma, sapaan akrab Fatmalia Yulinda saat ditemui di rumahnya, Senin (26/9). 


Tentunya, dibutuhkan perjuangan panjang untuk mencapai titik ini. Yusuf dan Fatma memulai bisnis kerajinan kain goni mulai 2017. Pada saat itu, produknya tidak lantas diterima pasar. Pun, kain goni sulit dibentuk. 


Namun, dengan usaha mencari referensi dari berbagai media, akhirnya pasutri ini berhasil menemukan cara mengolah kain goni. Begitu pula cara untuk membuat tas kain goni tetap awet dan nyaman digunakan. 


Sun flower tote bag dan sun bonet women bag menjadi dua produk yang paling laris di pasaran. Dua produk itu juga menjadi favorit para pengunjung Inacraft 2018 yang dihelat di Jakarta waktu itu. 


Memasuki 2019, pandemi Covid-19 sempat membuat usaha tas kain goni Fatma terganggu. Namun, tidak berlangsung lama. Usaha ini bisa bangkit lagi. 


2022, Yusuf dan Fatma memanfaatkan platform Planogram yang disediakan oleh Kemenparekraf sebagai wadah perajin kerajinan tangan untuk memasarkan produk. 


"Setelah melalui berbagai seleksi, alhamdulillah bisa lolos," ujarnya. 


Dari platform itulah Charu Dhatri bisa mejeng di stan pameran Moto GP Mandalika. Juga, di display event internasional Global Platform for Disaster Risk Reduction (GPDRR) di Bali pada Mei lalu. 


Bulan inipun, Charu Dhatri tampil dalam pameran Kriyanusa 2022 di Jakarta melalui Dekranasda Kota Madiun. 


Meski telah berhasil mencapai level internasional, Yusuf dan Fatma terus berupaya mengembangkan karyanya. "Harapannya bisa terus berkembang dan menjadi ikon di Kota Madiun," imbuhnya. 


Tidak hanya itu, Yusuf juga memberikan apresiasi kepada Pemerintah Kota Madiun yang telah menyediakan wadah pelatihan berjenjang bagi masyarakat.


"Pesertanya tidak itu-itu saja dan terus berkembang," tandasnya. (WS Hendro/irs/madiuntoday)