Jalan Pahlawan Memutih, Ada 20 Ribu Lebih Jamaah Hadiri Pengajian Akbar Peringatan Hari Santri




MADIUN – Pengajian Akbar Peringatan Hari Santri di Kota Madiun berlangsung meriah, Kamis (27/10). Setidaknya lebih dari 20 ribu masyarakat tumplek blek di Jalan Pahlawan yang menjadi lokasi peringatan. Berpusat di Sumber Wangi dan Pahlawan Religi Center (PRC), jamaah yang hadir sampai di simpang Jalan Sulawesi atau sebelah selatan Grapari Telkomsel. Belum lagi yang menempati di sekitaran patung Merlion sampai lorong seni tembus ke Jalan Kalimantan. 


Wali Kota Madiun, Maidi menyebut Kota Madiun terus diramaikan untuk mendongkrak perekonomian. Hal itu penting mengingat tidak banyak sumber daya alam di Kota Pendekar. Karenanya, Pemkot setempat menghadirkan sejumlah tempat baru. Salah satunya, Pahlawan Religi Center (PRC). 


‘’Kota ini kalau hidup 24 jam perputaran ekonomi juga akan tinggi. PRC ini kalau malam kita buat terang bisa untuk kegiatan manasik. Jadi bisa bermanfaat 24 jam,’’ ungkap wali kota. 


Sedang saat siang bisa untuk kegiatan-kegiatan religi termasuk edukasi. Wali kota berencana memanfaatkan Musala Ka’bah juga sebagai tempat belajar-mengajar pelajaran Agama Islam. Pelajaran yang biasa di kelas atau tempat ibadah di sekolah bisa menggunakan PRC. Pembelajaran juga melibatkan Da’i Cilik (Dacil). Materi pelajaran disampaikan kepada Dacil untuk kemudian disampaikan kepada teman-temannya. 


‘’Inilah konsep merdeka belajar. Jadi keterlibatan siswa semakin ditingkatkan. Kalau ada kesulitan, baru guru masuk untuk memberikan tambahan-tambahan,’’ jelasnya. 


Dalam kegiatan pengajian akbar tersebut memang mengemuka peresmian PRC dan juga pengukuhan 104 Dacil. Selain itu, juga mengemuka pengajian akbar dari Gus Miftah. Wali kota berharap kawasan tersebut ke depan menjadi potensi wisata religi ke depan. Bahkan, wali kota menyebut sudah ada biro jasa pembimbing manasik yang siap berkantor di kawasan tersebut. Pembimbingan bisa secara kelompok maupun privat. 


‘’PRC ini kita bukan untuk umum dan gratis. Silahkan dimanfaatkan tetapi juga harus dikedepankan norma-normanya. Kalau di kawasan religi, pakaiannya juga harus yang religius,’’ pungkasnya. (dspp/nanda/agi/madiuntoday)