Cerita Abdurahman Awaludin, Tempuh Ende-Tangerang Selatan Naik Sepeda Motor Ikuti Wisuda⁣



 Takjub Lihat Kota Madiun, Berencana Haji Darat Tahun Depan


MADIUN – Abdurahman Awaludin mungkin bisa disebut biker sejati. Pria 41 tahun asal Ende, Nusat Tenggara Timur (NTT) itu paling getol naik motor. Terakhir, dia menempuh NTT-Tangerang Selatan untuk menghadiri wisudanya. Selama perjalanan dia tak sengaja melihat ikon-ikon menarik Kota Madiun dan memutuskan singgah. Dia bahkan sengaja menemui Wali Kota Madiun, Maidi untuk mengungkapkan kekagumannya secara langsung. Bagaimana kisahnya?


Abdurahman Awaludin tiba di Balai Kota Madiun, Senin (28/11) sore. Ditemani dua orang temannya, warga Kelurahan Mautapaga Kecamatan Ender Timur Kabupaten Ende Provinsi Nusa Tenggara Timur. Itu memang ingin bertemu Wali Kota Madiun, Maidi. Pria yang biasa disapa Carlos itu ingin bertemu langsung dengan wali kota yang menurutnya berhasil menata sebuah daerah. 


‘’Kebetulan saya melintas di Kota Madiun waktu berangkat kemarin dan memang ada teman di sini. Kemudian diajak keliling melihat kota ini. Menurut saya ini luar biasa. Karenanya, saya mampir lagi,’’ katanya. 


Carlos memang sudah datang di Kota Pendekar sekitar sepekan yang lalu. Tepatnya saat berangkat untuk melaksanakan wisudanya. Carlos merupakan salah seorang wisudawan Ilmu Hukum Universitas Terbuka (UT). Upacara wisuda berlangsung di Kampus UT di Tangerang Selatan. Menariknya, Carlos berangkat mengikuti wisuda dengan mengendarai sepeda motor. Dia memang seorang biker. Setidaknya, dia menempuh jarak sekitar 2.300 kilometer dari NTT menuju Tangerang Selatan. Namun, tentu terpotong perjalanan air karena harus menyeberang menggunakan kapal. Di sela perjalanan tersebut, Carlos melintasi sejumlah daerah, salah satunya Kota Madiun. 


‘’Saya berangkat dari Ende pada Senin tanggal 14 November. Saya start pukul 06.00. Sudah saya niatkan untuk wisuda naik motor,’’ terang anggota komunitas Yamaha NMax Indonesia itu.


Carlos berangkat seorang diri. Beberapa teman wisudanya memilih jalur udara. Carlos memilih jalur darat dengan sepeda motor juga lantaran tiket pesawat yang dinilainya cukup mahal. Keputusan untuk naik sepeda motor pun semakin mantab. Carlos menuju pelabuhan Laboan Bajo untuk menuju menyeberang ke pelabuhan Sape di Kabupaten Bima, Nusa Tenggara Barat. Dari situ perjalanan darat kembali dimulai. Carlos mengaspal di Pulau Sumbawa itu sampai menuju pelabuhan Poto Tano. 


Carlos kembali naik kapal untuk menuju Pelabuhan Kayangan di Pulau Lombok. Turun dari kapal sekitar pukul 20.00. Biarpun malam dia langsung gas menuju Mataram. Pun, hujan lebat tak mengurangi semangatnya. Dia tetap tancap gas. Sampai di Mataram dia memutuskan menginap. Kebetulan ada teman motor di sana. Paginya, dia kembali mengaspal untuk menuju ke Pelabuhan Lembar. 


‘’Dari situ saya tidak menyeberang ke Bali. Tetapi saya langsung ke Pelabuhan Perak, Surabaya. Kebetulan waktu itu ada G20. Takutnya ada banyak penyekatan dan waktunya tidak terkejar,’’ ungkapnya sembari menyebut sekitar 20 jam berada di kapal untuk menuju Kota Pahlawan tersebut. 


Carlos sampai di Pulau Jawa pada Kamis 18 November sekitar pukul 18.00. Perjalanan darat langsung dimulai. Sempat berhenti sejenak di Mojokerto, Carlos langsung melanjutkan perjalanan ke barat tersebut. Carlos sejatinya tidak ingin mampir di Kota Madiun pada awalnya. Namun, kebetulan ada teman motor di Kota Pendekar. Carlos akhirnya memutuskan untuk istirahat sejenak di Kota Madiun. 


‘’Sampai di sini sekitar pukul 01.00 lebih. Berarti sudah masuk hari Jumat. Bersama Mas Nardi ini saya diajak keliling Alun-alun dan tempat-tempat baru. Jujur saya takjub, kagum, sampai terharu melihat Ka’bah. Penataan kotanya luar biasa menurut saya,’’ imbuhnya.


Carlos kembali melanjutkan perjalanan menjelang Subuh untuk menuju Solo, Salatiga, Brebes, dan daerah-daerah lain hingga sampai akhirnya sampai di Tangerang Selatan. Carlos sampai di Tangerang Selatan pada Sabtu 19 November sekitar pukul 18.00. Carlos beristirahat sambil menunggu waktu upacara wisuda pada Selasa 22 November. Namun, Senin 21 November dia bersama wisudawan lainnya wajib mengikuti seminar. Kebetulan Wali Kota Madiun, Maidi menjadi pembicara pada seminar tersebut.


‘’Saya baru tahu kalau bapak Wali Kota Madiun ini jadi pembicara seminar pada waktu disebutkan pembawa acara di lokasi seminar. Loh kok kebetulan sekali. Sebelum dipaparkan bapak wali kota tentang kota ini, sudah saya pamerkan dulu ke teman-teman, kalau saya sudah sampai di Kota Madiun sebelumnya,’’ jelasnya.


Carlos bertekad untuk dapat bertanya kepada Wali Kota Madiun saat di seminar. Namun, lantaran waktunya terbatas, penanya pun dibatasi. Carlos akhirnya memutuskan kembali melewati Kota Madiun usai wisuda. Padahal, dia berencana berganti lewat jalur pantura untuk kembali ke Ende. Namun, karena ingin melihat Kota Madiun lagi, Carlos memutuskan mampir untuk kali kedua. Carlos sampai kembali di Kota Madiun pada Minggu 27 November lalu. Dia bersama dua temannya dari Kota Madiun memutuskan untuk bertemu Wali Kota Maidi, Senin 28 November kemarin. 


‘’Alhamdulillah bisa ketemu bapak wali kota. Beliau sangat welcome, benar-benar low profile,’’ ungkapnya. 


Apalagi, ada tawaran untuk para bikers. Mereka yang berkunjung ke Kota Madiun akan diberikan sertifikat yang ditandatangani wali kota. Hal itu tentu membuatnya semakin tertarik dengan Kota Madiun. Sebab, jarang sekali ada penghargaan untuk para biker. Carlos menyebut wisuda bersepeda motor memberikan pengalaman tersendiri. Selain itu, mengaspal jarak jauh tersebut sekaligus sebagai persiapan. Carlos dan komunitasnya berencana melaksanakan haji darat pada 2023 nanti. Yakni, menuju tanah suci untuk beribadah haji mengendarai sepeda motor. Dua peserta di antaranya ada dari Kota Madiun. 


‘’Jadi sudah ada niatan itu (berhaji), kemudian waktu lewat Kota Madiun saya melihat miniatur Ka’bah. Hati saya langsung tergetar, apa ini semacam pertanda, haji saya bisa terlaksana tahun depan,’’ pungkasnya sembari menyebut Kota Madiun luar biasa. (ws hendro/agi/madiuntoday)