Kisah Runtut Widajati, PSM Kelurahan Pangongangan Pengantar Makanan Bagi Lansia



MADIUN – Kementerian Sosial RI meluncurkan program Permakanan bagi warga lanjut usia. Warga sepuh itu mendapatkan bantuan makanan siap saji setiap hari mulai 15 Desember lalu. Di Kota Madiun setidaknya ada 478 lansia Kelompok Penerima Manfaat (KPM). Selain itu juga sasaran dari kalangan disabilitas. 


Penyaluran makanan tak terlepas dari peran Pekerja Sosial Masyarakat (PSM). Seperti yang dilakukan Runtut Widajati warga Kelurahan Pangongangan Kecamatan Manguharjo Kota Madiun ini. Dia harus bolak-balik mengantarkan paket makanan itu hingga empat kali dalam sehari. 


‘’Karena jumlahnya cukup banyak, kita bagi tugas. Setiap PSM mendapatkan sampai 20 sasaran,’’ kata Runtut, Selasa (27/12).


Biarpun begitu, Runtut mengaku senang. Nyaris tidak ada kata mengeluh. Padahal, pekerjaannya tidak mudah. 20 sasaran yang menjadi tanggung jawabnya itu tersebar di tiga kelurahan. Yakni, Kelurahan Pangongangan, Nambangan Lor, dan Nambangan Kidul. Dia harus mengantarkan paket makanan setiap pagi, sore, dan malam. Semuanya dikerjakan demi satu tujuan. Membantu sesama. 


‘’Ini memang sudah tugas kami sebagai PSM. Rasanya senang bisa membantu. Mereka benar-benar membutuhkan,’’ ungkapnya. 


Untuk sasaran lansia, dia hanya mengantarkan sekali. Paket makan pagi dan siang dikirim sekaligus. Sedang, untuk sasaran disabilitas dikirim tiga kali. Selain pagi, dia juga mengirim paket makan malam dan makanan tambahan. Paket malam berupa nasi dan juga nutrisi dikirim sore hari. Sedangkan makanan tambahan berupa roti dan susu dikirim malam. Itu harus dilakukan setiap hari tanpa mengenal cuaca. 


‘’Kalau kendalanya pada waktu hujan saja. Selebihnya tidak ada masalah,’’ ujarnya. 


Kendala lain ditemuinya saat pengiriman kali pertama. Sebab, harus mencari-cari alamat sasaran. Pun, tidak sedikit yang lokasinya cukup sulit. Berada di kawasan padat dan harus melewati jalan setapak tepi sungai. Seperti rumah Misinah. Warga lansia Kelurahan Nambangan Lor yang hidup sebatang kara. Satu anaknya telah meninggal. Seorang anaknya lagi sudah jarang berkunjung. Beruntung, nenek 85 tahun itu juga mendapatkan bantuan Program Keluarga Harapan (PKH) dan juga Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT). 


Sebelum adanya program Permakanan tersebut, Misinah biasa memasak sendiri bahan makanan hasil bantuan. Kalau tidak, dia membeli makanan jadi juga dari uang bantuan. Sesekali juga ada uluran tangan tetangga kanan-kiri. Runtut memang tidak hanya mengirimkan paket makanan lantas pergi. Dia sengaja meluangkan waktu untuk jadi pendengar yang baik. Tak heran, Runtut cukup akrab dengan KPM Misinah, salah satunya. 


‘’Kadang saya trenyuh. Seperti pertama kali mengirim makanan ke rumah ibu Misinah ini. Begitu diterima makanan langsung dimakan. Beliaunya bilang kalau belum makan,’’ ceritanya dengan mata berkaca-kaca. (rams/agi/madiuntoday)