Mengenal Tradisi Kimsin, Ritual Penyucian Rupang Dewa Sepekan Jelang Imlek




MADIUN - Warga keturunan Tionghoa di Kota Madiun berkumpul di Klenteng TITD Hwie Ing Kiong untuk melaksanakan tradisi Kimsin. Atau, ritual memandikan rupang dewa yang dilakukan sepekan menjelang Tahun Baru Imlek, Minggu (15/1). 


Prosesi memandikan rupang bukan sekadar membersihkannya dari kotoran dan debu. Namun, di dalamnya terkandung makna yang sakral. 


"Membersihkan rupang itu kita menyongsong hari baru di Tahun Baru Imlek. Maka, semua harus bersih, kita tinggalkan yang lalu. Termasuk diri kita harus lebih baik dari hari yang lalu. Kita songsong tahun baru dengan diri kita yang bersih," ujar Sesepuh Klenteng TITD Hwie Ing Kiong, Herman Tanaka. 


Karena itulah, prosesi menyucikan rupang dilaksanakan dengan perlakuan khusus. Tidak hanya menggunakan air hangat dan bunga, tapi alat-alat lainnya, seperti kuas dan lap, harus baru. 


Tak hanya itu, mereka yang turut dalam ritual pembersihan rupang wajib mempersiapkan diri. Seperti, membuang pikiran buruk dan berniat untuk menjadi insan yang lebih baik. Selain itu, membersihkan diri dengan mandi dan keramas. Bahkan, ada yang menjadi vegetarian sebelum menjalani ritual Kimsin.


Total ada 22 rupang di Klenteng TITD Hwie Ing Kiong. Proses pemandian rupang dilaksanakan satu hari dan diikuti oleh warga keturunan Tionghoa di Kota Pendekar. 


Adapun pemilihan waktu sepekan jelang Imlek ini bukan tanpa alasan. Herman menjelaskan bahwa dalam kepercayaan mereka, sepekan sebelum Imlek ini roh para dewa naik ke kayangan untuk melaporkan amal perbuatan manusia selama satu tahun terakhir kepada Raja Langit. 


"Karena itu, rupang-rupangnya kosong. Maka kita bersihkan. Harapannya, nanti setelah Imlek para dewa pulang, rupangnya sudah bersih," jelasnya. 


Dalam menyambut perayaan Imlek, Herman pun berharap tahun ini menjadi lebih baik dari sebelumnya. Serta, dijauhkan dari marabahaya dan musibah. 


Terkait pelaksanaan ibadah di dalam klenteng, Herman mengungkapkan bahwa tahun ini sudah tidak dilakukan pembatasan. 


"Meski begitu, semua yang datang untuk ibadah wajib mematuhi protokol kesehatan," tandasnya. (Rams/irs/madiuntoday)