Berkah Jelang Ramadan



Ruang Satu 

Jumat (17/3) kemarin, saya dipanggil Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) Perwakilan Jawa Timur di Sidoarjo. Bukan diperiksa, tetapi untuk menerima Laporan Hasil Pemeriksaan (LHP) atas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (LKPD) tahun anggaran 2022. Alhamdulillah, kota kita kembali mendapat predikat Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) atas LKPD tersebut. Ini prestasi yang membanggakan. Apalagi, kota kita berhasil mempertahankan predikat WTP untuk kali keenam secara berturut sejak 2017 silam. Spesialnya lagi, predikat WTP ini kita raih selalu yang pertama di Jawa Timur. 

Maklum, penyerahan LKPD kota kita memang selalu diawal. Setiap pemerintah daerah wajib menyerahkan laporan keuangan maksimal tiga bulan setelah tahun anggaran berakhir. Artinya, penyerahan laporan ini dimulai 1 Januari sampai 31 Maret tahun berikutnya. Nah, kita sudah menyerahkan LKPD kepada BPK pada 16 Januari lalu. Kota kita daerah pertama di Jawa Timur yang menyerahkan laporan kala itu. Alhasil, laporan kita juga lebih awal diperiksa BPK. 

Memang selalu saya tekankan kepada OPD terkait untuk segera dilaporkan. Tujuannya, agar segera diperiksa dan segera diketahui hasilnya. Ini penting karena masih banyak pekerjaan yang menunggu. Jangan ditunda-tunda. Setiap tahun anggaran berjalan setidaknya ada tiga hal besar yang harus dilakukan pemerintah. Yakni, melaporkan keuangan tahun anggaran sebelumnya, melaksanakan program kerja tahun anggaran berjalan, dan merencanakan program kerja tahun berikutnya. Karenanya, satu pekerjaan tertunda, bisa berdampak kemana-mana. 

Saya tidak ingin pekerjaan di tahun anggaran berjalan kurang maksimal karena urusan pelaporan keuangan tahun sebelumnya yang tak kunjung beres. Saya ingin segera diselesaikan dan segera berganti fokus pekerjaan. Biarpun penyerahan LKPD tercepat, bukan berarti penyusunan tidak serius. Predikat WTP bisa jadi salah satu buktinya. Sebab, ada sejumlah kriteria yang harus dipenuhi dalam pelaporan. Yakni, kesesuaian akan standar administrasi pemerintah, sistem pengendalian internal, kepatuhan, dan juga kecukupan data laporan. Kalau pengerjaannya tak serius akan sulit memenuhi semua kriteria itu. Sebaliknya, laporan yang kita sajikan sudah memenuhi semua unsur tersebut. 

Predikat WTP ini sekaligus membuktikan bahwa kota kita memang baik. Khususnya dalam penggunaan duit APBD. Karenanya, saya juga memberikan apresiasi kepada Organisasi Perangkat Daerah (OPD) yang telah bekerja dengan baik dan mengikuti segala arahan. Selain itu, ini juga tak terlepas dari sinergitas yang baik selama ini. Sinergitas dengan semua pihak. Salah satunya dengan DPRD Kota Madiun. Capaian ini merupakan wujud sinergitas yang baik selama ini. Terakhir, tentu saja dukungan dari masyarakat. Artinya, ini bukan keberhasilan saya. Ini keberhasilan kita bersama.

Momentumnya juga pas. Menjelang Ramadan. Seperti kita ketahui, Ramadan tahun ini dimulai pekan ini. Kalau mengacu kalender puasa pertama jatuh pada, Kamis (23/3) lusa. Berarti, Rabu (22/3) sudah Salat Tarawih perdana. Karenanya, tak berlebihan kiranya prestasi ini merupakan berkah menjelang Ramadan. Selain itu, sudah ada banyak prestasi dan penghargaan yang telah diraih dalam waktu belakangan ini. Mundur dua hari dari WTP itu, tepatnya pada Rabu (15/3) lalu, salah satu inovasi dari kota kita berhasil menarik perhatian dunia. Yakni, Inovasi Kampung Penggerak Literasi TIK (Kartika) dari KIM Pandan Arum Kelurahan Pangongangan yang berhasil mendapat Top 5 Champion Project kategori Enabling Environment dalam World Summit on the Information Society (WSIS) Prizes 2023. WSIS ini digelar International Telecommunication Union (ITU), salah satu badan khusus miliki Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB).

Saya seharusnya datang untuk menerima penghargaan itu. Tetapi saya tidak jadi berangkat karena sudah diwakilkan dari orang Kementerian Kominfo. Tepatnya diwakilkan Tenaga Ahli Menteri Kominfo Bidang Literasi Digital dan Budaya Digital, bapak Donny Budi Utoyo. Piagam penghargaan itu segera dibawa ke tanah air untuk diberikan kepada kita. Saya hanya bisa berucap, hebat. Ini capaian luar biasa. Apalagi, hanya ada lima inovasi dari seluruh dunia yang mendapat penghargaan. Salah satunya, dari kota kita itu. Empat lainnya inovasi dari Argentina, Filipina, Tunisia, dan Kenya. Dari lima itu sebenarnya dipilih lagi satu yang terbaik. Dan inovasi dari Argentina yang berhasil menjadi winner. Tak apalah. Capaian top 5 tersebut sudah luar biasa. Apalagi, lawannya dari seluruh dunia. 

Sebelumnya lagi, kota kita mendapat penghargaan Universal Health Coverage (UHC). Terkait penghargaan ini, kota kita sejatinya sudah menyandang status UHC sejak 2018 silam. Namun, penghargaannya baru diberikan sekarang. Penghargaan ini diberikan atas cakupan jaminan kesehatan dalam hal ini BPJS Kesehatan untuk masyarakat Kota Madiun yang sudah cukup tinggi. Cakupan kepesertaan di kota kita mencapai 99,29 persen pada Maret ini. Baik peserta mandiri maupun peserta Penerima Bantuan Iuran (PBI) dari Pemkot Madiun. Artinya, hampir seluruh masyarakat sudah ter-cover jaminan kesehatan. 

Urusan jaminan kesehatan di Kota Madiun memang tidak memandang status sosial masyarakat. Asal bersedia di kelas tiga, Pemerintah Kota Madiun siap membiayai iuran bulannya. Rata-rata kita anggarkan Rp 30 miliar lebih pertahun untuk membiayai iuran BPJS kesehatan warga kita. Tidak masalah Pemerintah Kota Madiun mengeluarkan sampai puluhan miliar setiap tahunnya, asal masyarakat terjamin kesehatannya. Masyarakat yang butuh pengobatan tidak perlu khawatir lagi. Semuanya sudah dijamin Pemerintah Kota Madiun.

Sekali lagi, ini bisa dibilang berkah jelang Ramadan. Meski masih awal tahun, kota kita setidaknya sudah menerima 12 penghargaan dan prestasi. Selain yang diatas tadi, saya juga menerima penghargaan tokoh Penunjang Pendidikan dari Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Jawa Timur, Karya Bhakti Peduli Satuan Polisi Pamong Praja. Penghargaan serupa juga diraih Kasatpol PP. Selain itu, kota kita meraih Piala Adipura, terbaik 1 Penanganan Kawasan Permukiman Kumuh tingkat provinsi, Juara 1 Investment Award tingkat provinsi, dan juga penghargaan Pembina K3 terbaik juga penghargaan zero accident untuk 24 perusahaan di kota kita. Semoga ke depan, keberkahan terus menyertai kota kita tercinta ini. 


Penulis adalah Wali Kota Madiun Drs. H. Maidi, SH, MM, M.Pd