Muhammadiyah Rayakan Lebaran 21 April, Delapan Lokasi Disiapkan Untuk Gelar Salat Ied



Muhammadiyah Rayakan Lebaran 21 April, Tujuh Lokasi Disiapkan Untuk Gelar Salat Ied


MADIUN - Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah telah mengeluarkan pengumuman resmi penentuan Hari Raya Idul Fitri 2023/1 Syawal 1444 Hijriyah melalui hasil hisab Ramadan, Syawal, dan Zulhijjah 1444 Hijriyah pada Februari lalu. Hasilnya, Muhammadiyah menetapkan Lebaran Idul Fitri atau 1 Syawal tahun ini jatuh pada 21 April 2023.


Untuk itu, Pimpinan Daerah (PD) Muhammadiyah Kota Madiun segera menindaklanjuti pengumuman tersebut. Yakni, dengan menyiapkan lokasi Salat Ied. 


Adapun Salat Ied di Kota Madiun akan digelar Muhammadiyah di tujuh lokasi. Yaitu, Islamic Center, Lapangan Stadion Wilis, Halaman Parkir RSI Siti Aisyah, Halaman Masjid Darussalam, Lapangan Gulun, Lapangan Mojorejo, dan Halaman UMMAD. Salat Ied akan dimulai pukul 06.00 - 07.00.


Sementara itu, Ketua Umum PP Muhammadiyah Prof Haedar Nashir dalam video pernyataannya yang diunggah dalam akun Instagram resmi PP Muhammadiyah @lensamu pada 19 April 2023 mengajak masyarakat untuk menghargai perbedaan. 


"Ada kemungkinan perbedaan di bulan 1 Syawal atau Idul Fitri dan Idul Adha di 10 Dzulhijah karena perbedaan metode yang dipakai. Karena ini merupakan ijtihad maka yang menjadi komitmen Muhammadiyah adalah kita saling menghargai, menghormati, toleran atau tasamuh dengan perbedaan jika hal itu terjadi," ujarnya. 


Menurut Prof Haedar, perbedaan Idul Fitri pernah terjadi sebelumnya. Artinya, masyarakat Indonesia sudah berpengalaman dengan kondisi serupa. Maka, diharapkan hal tersebut bukan lagi menjadi perdebatan. Melainkan, menumbuhkan sikap saling toleransi dan merupakan kearifan lokal di wilayah Indonesia. 


Lebih lanjut, Prof Haedar menjelaskan bahwa perbedaan ini merupakan bagian dari ijtihad kaum muslimin dalam sejarah perjuangan Islam, maka sebaiknya menjadi momen penting untuk meningkatkan ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa. 


"Jangan jadikan sebagai perpecahan dan keretakan. Namun, jadikan semua itu sebagai proses ibadah untuk lebih dekat kepada Allah SWT, ihsan kepada kemanusiaan, berbuat baik dalam kehidupan, dan menjadikan diri kita semakin lebih baik lagi sebagai insan yang muslim, yang mukmin, yang muchsin, dan muttaqin. Maka kalau ada perbedaan apapun itu justru akan semakin memperkokoh kita sebagai muslim secara pribadi atau umat Islam secara kolektif," pungkasnya. (Ws Hendro/irs/madiuntoday)