Anita Tak Perlu Jual Ginjal, Dinas Pendidikan Ambil Alih Perbaikan Laptop yang Rusak




MADIUN – Berbagai permasalahan hidup bisa membuat seseorang berfikiran dangkal. Hal itu seperti yang dialami Anita Megawati, warga Jalan Bali gang XI Kota Madiun yang berniat menjual ginjalnya untuk biaya perbaikan laptop fasilitas Pemerintah Kota Madiun yang dipakai anaknya. Padahal, ada banyak solusi mengatasi permasalahan tersebut. Salah satunya datang dari Pemkot Madiun melalui Dinas Pendidikan setempat yang menemui Anita di rumahnya, Selasa (30/5).

Anita pun bisa tersenyum lega sekarang. Perbaikan laptop fasilitas belajar dari Pemkot Madiun tersebut sudah ditanggung pemerintah. Artinya, Anita tidak perlu mengganti apalagi sampai menjual ginjal. Kepala Dinas Pendidikan Kota Madiun, Lismawati sengaja mengunjungi kediaman Anita untuk memastikan.

‘’Laptop ini kan sistemnya pinjam-pakai. Nah, kebetulan anak dari yang bersangkutan ini sudah kelas IX dan laptop harus dikembalikan. Memang ada klausul perbaikan atau mengganti kalau rusak atau hilang karena kesalahan pemakai. Tetapi tentu kita juga melihat kondisi masyarakat seperti apa,’’ katanya.

Dia tak membantah adanya klausul perbaikan ketika laptop rusak dan mengganti tatkala hilang. Kecuali permasalahan teknis dari laptop itu sendiri. Hal itu sebagai bentuk kontrol agar penerima fasilitas tidak sembrono. Namun, tentu terdapat pengecualian-pengecualian. Salah satunya kondisi ekonomi masyarakat penerima fasilitas tersebut. Pengecualian, lanjutnya, bisa dilakukan untuk masyarakat dalam kondisi yang benar-benar membutuhkan bantuan. Seperti yang dialami Anita tersebut. Selain masalah himpitan ekonomi, suami Anita juga enggan ikut bertanggung jawab karena berstatus ayah tiri bagi anaknya tersebut.

‘’Kami sebenarnya luwes. Apalagi, memang dari keluarga kurang mampu. Dan yang bersangkutan ini juga punya rasa tanggung jawab. Cuma mungkin caranya saja yang kurang tepat. Kalau dari awal kami diajak ngobrol tentu bisa kami berikan solusi-solusinya,’’ ungkapnya.

Lismawati menambahkan orang tua yang bersangkutan tidak pernah berkoordinasi dengan pihak sekolah maupun dinasnya. Tak ayal, dirinya juga kaget mendengar adanya statement penahanan ijazah sebelum laptop diganti. Lismawati menegaskan hal itu tidaklah benar. Bahkan, ijazah saat ini masih dalam bentuk blangko dan belum diproses.

‘’Jadi setelah kami tanya, itu berangkat dari pemikiran beliaunya sendiri karena pernah ada trauma. Jadi kami juga kaget, wong ijazahnya lho masih (berupa) blangko di Dinas Pendidikan,’’ ujarnya.

Permasalahan itu bermula ketika laptop fasilitas Pemkot Madiun yang dipakai itu rusak. Pelajar SD dan SMP Negeri Kota Madiun memang mendapatkan fasilitas laptop dengan sistem pinjam-pakai dari Pemkot Madiun. Anita menyebut laptop rusak setelah dijatuhkan anaknya yang lain. Nah, muncul ketakutan dalam dirinya karena tidak memiliki biaya untuk mengganti atau memperbaiki. Dia lantas berfikiran pendek dengan berniat menjual ginjal.

‘’Saya ingin mengklarifikasi sebagaimana postingan saya kemarin terkait niatan menjual ginjal untuk mengganti (laptop). Itu spontanitas saya sendiri karena berfikiran dangkal. Saya takut ijazah anak saya ditahan,’’ kata Anita.

Anita menawarkan ginjalnya melalui postingan di media sosial Facebook menggunakan akun pribadinya pada salah satu forum jual-beli, Senin (29/5) malam. Tak ayal, langsung memancing respon masyarakat. Anita mengaku memiliki trauma di masa lalu terkait ijazahnya yang tertahan di tempatnya bersekolah. Padahal, dirinya belum melakukan konfirmasi kepada pihak sekolah maupun Dinas Pendidikan Kota Madiun terkait permasalahan laptop tersebut.

‘’Tidak ada tekanan dari manapun saya menjual ginjal. Itu keinginan saya sendiri, pemikiran saya sendiri. Kalau itu termasuk membebani orang banyak saya mohon maaf yang sebesar-besarnya, karena trauma ijazah saya tidak mampu saya ambil selama sepuluh tahun. Akhirnya saya berfikiran sendiri untuk bertanggung jawab (dengan menjual ginjal). Yang saya pikirkan hanya anak saya bagaimana ke depannya nanti, biar tidak putus sekolah,’’ pungkasnya. (ws hendro/agi/madiuntoday)