Salut! Difabel SLB Bakti Luhur Diajarkan Musik Angklung, Kerap Pentas di Banyak Event




MADIUN – Penyandang disabilitas juga bisa berkesenian seperti yang orang lain lakukan. Contohnya seperti yang dilakukan oleh anak-anak SLB Bakti Luhur.

Kendati punya keterbatasan, mereka dapat mementaskan beberapa lagu seperti Apuse, Suwe Ora Jamu, hingga Satu Nusa Satu Bangsa.

Penyandang disabilitas tuna rungu, tuna grahita, dan lainnya, kompak mementaskan musik angklung bersama. Siapa sangka, grup angklung SLB Bakti Luhur ini sudah berdiri sejak 2017 lalu.

‘’Tidak hanya tuna rungu, ada juga tuna grahita ataupun keterlambatan intelektual. Kami ajari pakai note angka,” ujar Yosef Arif Kristiawan pelatih kesenian angklung SLB Bakti Luhur Madiun.

Total ada 13 anak di grup angklung tersebut. Menurut Yosef, setiap anak punya keistimewaan tersendiri. Treatment yang diberikan pun berbeda. ‘’Ada anak yang hanya bisa belajar satu angka, jadi belajar itu saja. Ada juga yang tergantung mood,’’ terangnya.

Tiap latihan, terkadang ada anak yang marah sehingga tidak bisa berlatih. Mereka lantas diberi waktu rehat. ‘’Latihan rutinnya sebulan sekali. Tapi kalau ada undangan pentas kita fokus seminggu bisa beberapa kali,’’ kata Yosef.

Selain pentas di Dinas Sosial, grup angklung SLB Bakti Luhur juga pernah pentas di perayaan Natal di Santo Yusuf, serta beberapa event Pemkot Madiun.

‘’Kami semua bersyukur, anak-anak punya kreativitas dan berani untuk unjuk kemampuan. Karena tidak semua anak mau dan berani melakukan itu,” imbuhnya.

Lewat tampilnya anak-anak kebutuhan khusus di seni angklung ini, Arif berharap anak-anak disabilitas lebih dikenal oleh masyarakat. “Sekaligus membuktikan bahwa mereka mampu dan mempunyai kelebihan termasuk dalam hal bermain musik angklung,” pungkasnya.
(ws hendro/kus/madiuntoday)