Wingko Porang Tetap Bertahan di Tengah Gempuran Jajanan Kekinian




MADIUN - Mempertahankan lebih sulit daripada memulai. Itulah yang dialami Catur Peni Indriasari, warga Kelurahan Madiun Lor yang membuka usaha wingko berbahan dasar porang.

Kisahnya bermula sejak tahun 2018. Perempuan yang akrab disapa Iin ini mengatakan, yang mendasari usaha wingkonya ini adalah ketidak puasannya akan rasa-rasa wingko diluaran.

“Kepikiran bikin karena kalau beli diluar rasanya kurang pas, akhirnya iseng bikin ngulik resepnya, pas jadi kok banyak yang suka,” akunya.

Lambat laun produknya semakin banyak dikenal orang. Kebanyakan dari mereka tahu dari mulut ke mulut. Perempuan berusia 50 tahun itu tak menampik banyak tantangan dalam mempertahankan produknya di era gempuran jajanan kekinian.

“Supaya bisa tetap laku, kita perbaiki di kualitas bahan baku, semakin bagus bahan baku semakin punya ciri khas produk kita. Pembeli banyak yang suka dan repeat order,” ucapnya.

Iin mengaku, dalam sehari bisa membuat 30 wingko berukuran sedang. Pernah dalam sehari dirinya membuat 500 wingko untuk memenuhi pesanan customer.

“Pembeli ada yang dari Singapura, luar kota sering biasanya untuk oleh-oleh. Mereka suka cita rasa wingko yang klasik dan ngangeni kalau kata mereka,” ungkapnya.

Lewat usahanya ini, dirinya berharap bisa tetap mempertahankan kudapan tradisional sehingga tidak tergerus zaman.
(Dspp/kus/madiuntoday)