Komunitas Thunak-Thunuk Jadi Wadah Para Sepuh untuk Hiking Sembari Cintai Alam




MADIUN - Usia komunitas boleh masih remaja, namun jangan sangka, para anggotanya kebanyakan berusia sepuh. Alias mereka yang berusia lebih dari 40 tahunan. Nama komunitasnya Thunak-Thunuk. Sebuah perkumpulan bagi pecinta hiking yang ada di Kota Madiun.

Kisahnya bermula dari hobi salah seorang founder Thunak-Thunuk, yakni Timotius Handoko Setiawan. Dirinya bersama dengan teman-teman hobi muncak atau naik gunung. Awalnya hanya berlima, tapi lambat laun semakin banyak orang yang kepincut dengan komunitas yang lahir sejak 2010 ini.

“Awalnya cuma berlima. Lama kelamaan saling ajak satu sama lain akhirnya banyak peminat. Biasanya sebelum naik gunung kita adakan pembekalan dengan hiking di sekitar lereng Gunung Wilis atau Lawu,” jelasnya.

Sebenarnya anggota komunitasnya tak hanya orangtua saja, pria yang sehari-hari akrab disapa dengan nama Handoko ini mengatakan ada anggota yang usianya masih SMA sampai yang paling tua berusia 67 tahun.

“Kita berasal dari latar belakang profesi, agama, suku yang beragam. Kita disatukan karena hobi murah ini,” ucapnya.

Lebih lanjut Handoko mengatakan, jadwal hiking yang dimiliki komunitasnya adalah setiap minggu. Dengan jalur yang bisa dibilang tidak biasa. Yakni melewati lembah, sungai, dan menelusuri hutan-hutan.

“Di komunitas ini bukan cuma menyalurkan hobi. Tapi kita disini juga sama-sama belajar cinta alam. Misalnya, ada anggota yang makan buah-buahan di rumah, tiap mau hiking biji buahnya akan dibawa untuk bersama-sama ditanam di hutan atau di jalan sepanjang rute hiking,” terangnya.

Lewat komunitasnya ini, pria 63 tahun ini berharap orang-orang makin aware dengan gaya hidup sehat dan bisa merubah pola pikir bahwa untuk sehat tidak perlu olahraga yang mahal.

“Hiking ini kan olahraga simpel. Tidak perlu beli alat sewa tempat. Yang dibutuhkan cuma niat dan komitmen,” pungkasnya.
(ws hendro/kus/madiuntoday)