Pelajar Kota Madiun Dapat Beasiswa ke Jepang (2-Habis)
Deandra Zahra Kirana Moncer di Bahasa Inggris, Jadi Pengalaman Perdana ke Luar Negeri
MADIUN – Kesempatan untuk bisa belajar gratis ke negeri Jepang juga didapat Deandra Zahra Kirana. Pelajar Kelas 8 SMPN 4 Kota Madiun tersebut juga bakal berangkat ke negeri Sakura berkat beasiswa dari Maesa Homestay Program 2024. Pelajar yang moncer di bidang Bahasa Inggris tersebut akan berangkat bersama Dentista Queena Arfiyanti Putri, pelajar SMPN 1 Kota Madiun. Dari Kota Pendekar, memang hanya terpilih dua pelajar. Berikut kisahnya…
Seperti Dentista Queena, raut wajah Deandra Zahra Kirana juga tampak bahagia. Apalagi kalau berbicara soal negeri Jepang. Maklum, Deandra juga akan berangkat ke sana, ke negeri Sakura. Dia juga mendapatkan beasiswa dari Maesa Homestay Program 2024 seperti Dentista. Meski keberangkatan masih pertengahan Juni mendatang, Deandra seakan tak sabar menunggu hari itu datang.
‘’Senang sekali, ini baru pertama kali ke luar negeri,’’ kata Deandra saat ditemui, Rabu (8/5).
Deandra patut berbangga. Apalagi, mendapatkan beasiswa tersebut tidaklah mudah. Ada ratusan berkas yang masuk. Padahal, total hanya ada lima orang yang berangkat. Dua dari Kota Madiun. Sisanya dari Kabupaten Ponorogo. Seperti halnya Dentista, Deandra juga harus membuat video perkenalan dan melewati tes wawancara minat-bakat.
‘’Aku menampilkan Tari Kicir-kicir dari Jakarta saat tes bakat. Kalau prestasi, aku lebih banyak yang terkait Bahasa Inggris,’’ kata pelajar yang tinggal di Jalan Thamrin Gang 9 Kelurahan Klegen tersebut.
Ya, anak tunggal pasangan Anang Muhammad Bahid Asrori dan Anik Sri Handayani tersebut memang moncer di bidang Bahasa Inggris. Setidaknya, dia pernah turut dalam Olimpiade Bahasa Inggris Siswa Indonesia 2023. Dalam kejuaraan yang digelar secara online tersebut, Deandra berhasil meraih juara 3. Selain itu, dia juga pernah ikut Story Telling Bahasa Inggris yang digelar Universitas Widya Manggala (Wima) pada 2023 lalu. Namun, kala itu Deandra harus puas mendapatkan harapan 3.
‘’Saya juga pernah menjadi Duta Literasi Perpustakaan 2023 dan Duta Batik SMPN 4 Kota Madiun,’’ ungkap Deandra yang juga Ketua OSIS tersebut.
Deandra juga tak mengetahui adanya informasi terkait beasiswa tersebut pada awalnya. Kebetulan, saat sosialisasi dari Maesa ke sekolah, dia sedang mengikuti kegiatan Kader UKS. Informasi malah diterima orang tuanya lebih dulu dari grup WA paguyuban kelas. Selain memang tertarik untuk mencoba, orang tua Deandra juga mendukung penuh akan program tersebut.
‘’Jadi infonya malah dari mama, terus diminta mencoba. Kan ya juga gratis. Alhamdulillah, lolos,’’ terangnya.
Berbagai persiapan sudah mulai dilakukan Deandra. Dia mulai kerap mencari informasi tentang negara Jepang di internet. Mulai tempat-tempat yang dijadwalkan akan dikunjungi, cuaca, hingga aturan-aturan yang melekat seperti tata krama dan sopan santun. Maklum, Deandra mengaku khawatir jika tak bisa menjadi peserta yang baik. Apalagi, dia secara tidak langsung membawa nama negara. Karenanya, dia tak ingin meninggalkan kesan tak baik selama di sana. Kekhawatiran lainnya terkait tempat dan hal-hal baru di sana. Maklum, pemakaian alat komunikasi juga yang dibatasi.
‘’Takut kalau tersesat. Soalnya kan buta maps ya di sana. Dan kita nanti akan tinggal bersama orang tua asuh masing-masing,’’ jelasnya sembari menyebut Kota Sendai menjadi daerah yang pertama dikunjungi.
Deandra akan berangkat pada 20 Juni mendatang dan dijadwalkan sempai 30 Juni. Selama di sana, Deandra akan mengikuti sejumlah kegiatan. Di antaranya, eduwisata budaya ke museum, kuil, hingga melihat proses belajar-mengajar di sekolah. Tidak hanya itu, peserta juga wajib unjuk gigi kesenian di sana. Deandra dan Destista rencananya akan menyuguhkan Tari Solah Mediunan. Saat ini keduanya sudah mulai mempersiapkan diri di sanggar tari.
‘’Nanti juga kita diminta tampil dulu di hadapan juri di Maesa Ponorogo sebelum berangkat ke sana,’’ ungkapnya.
Deandra mengaku sudah tak sabar menunggu hari itu tiba. Bahkan, dia mulai mengurangi aktifitas agar tidak kelewat capek. Dia tidak ingin kepergiaan ke negeri Jepang tersebut tak berjalan maksimal. Apalagi, itu menjadi pengalaman perdana. Selain itu, juga gratis tanpa biaya. Dia hanya dibebankan untuk pembuatan passport. Sedang, visa sudah diurus dari panitia.
‘’Kalau ada kesempatan bagus yang penting berani mencoba dulu. Entah nanti lolos atau tidak. Kalau tidak lolos minimal kita dapat pengalaman mengikuti seleksi,’’ pungkasnya. (rams/agi/madiuntoday)