Ada 4,5 Juta Gen Z dan Milenial di Tanah Air Menopang Lansia, Sebagian Besar Masuk Generasi Sandwich, Bagaimana dengan Kamu?




MADIUN – Istilah generasi sandwich sudah cukup familier. Yakni, generasi dewasa yang harus menanggung hidup tiga generasi sekaligus. Yaitu, orang tua, diri sendiri, dan anaknya. Kondisi tersebut dianalogikan seperti roti sandwich yang memiliki sepotong daging dengan dihimpit dua roti lapis. Roti lapis bagian atas merupakan orang tua, roti lapis bagian bawah adalah anak, dan daging di bagian tengah merupakan dirinya sendiri.

Dihimpun dari kompasdata, setidaknya ada 4,5 juta gen z dan milenial di tanah air yang menopang lansia. Data tersebut diolah Kompas dari Mikro Susenas BPS 2022. Nah, tidak menutup kemungkinan 4,5 juta gen z dan milenial tersebut juga memiliki anak saat ini. Sebab, generasi milenial ini lahir pada 1981 hingga 1996. Sementara gen z lahir dari tahun 1997 hingga 2012. Artinya, kebanyakan dari mereka masuk generasi sandwich.

Lalu, mengapa generasi sandwich ini rentan?

Dilansir dari tirto.id, generasi sandwich memiliki tekanan psikologis yang cukup tinggi dan rentan terhadap stres. Bagaimana tidak, generasi ini rentan mengalami banyak tekanan karena mereka merupakan sumber utama penyokong hidup orang tua dan juga anak-anak mereka. Belum lagi jika di antara mereka ada yang sakit sementara tidak didukung kehidupan finansial yang memadai.

Lahirnya generasi sandwich ini salah satunya karena orang tua tidak menyiapkan masa tuanya dengan baik. Besar kemungkinan mereka akan bergantung kepada anaknya. Selain itu, juga terjadi perubahan tren dalam kehidupan berumah tangga. Usia pernikahan di atas 25 tahun bahkan mendekati usia 30 sudah menjadi kewajaran dewasa kini. Tak heran, banyak pasangan dewasa yang baru memiliki anak disaat orang tua memasuki lansia. Yakni, di atas 60 tahun. Artinya, saat anak dan keluarga membutuhkan banyak biaya, orang tua juga mulai sakit-sakitan karena faktor usia. Artinya, pasangan dewasa yang terhimpit dua generasi ini membutuhkan lebih banyak dukungan finansial.

Bagaimana mengatasinya?

Masih dari tirto.id, generasi sandwich perlu melakukan langkah dramatis berupa penataan ulang keuangan jika memang dirasa arus kas atau cash flow untuk kehidupan rumah tangga dan orang tua sudah tidak terkendali lagi. Penataan ulang bisa dilakukan dengan beberapa cara. Pertama, dengan mencatat semua pengeluaran. Baik pengeluaran keluarga dan juga kebutuhan orang tua. Jika pengeluaran tak sebanding dengan pendapatan, maka diperlukan penghasilan tambahan. Misalnya jika istri tidak bekerja, bisa ikut bekerja untuk mencari tambahan pendapatan.

Langkah berikutnya tentu melakukan penghematan pengeluaran. Salah satunya dengan mengakali pengeluaran berupa tinggal bersama orang tua. Ini mungkin dirasa sebagai langkah mundur oleh generasi sandwich yang telah berkeluarga dan ingin mandiri. Tetapi, dengan tinggal bersama dengan orang tua, pengeluaran dua rumah tangga bisa ditekan menjadi pengeluaran satu rumah tangga saja. Rumah tinggal bisa disewakan untuk menambah pendapatan.

Tak hanya itu, generasi sandwich juga harus melakukan prioritas keuangan. Artinya, disiplin dalam membuat prioritas pengeluaran. Pengeluaran yang bersifat tersier harus dilakukan dengan pertimbangan yang matang. Misalnya urusan rekreasi atau membeli barang-barang mahal. Untuk meringankan pengeluaran, kebutuhan orang tua bisa ditanggung bersama dengan saudara jika bukan anak tunggal. Dalam hal ini, komunikasi dengan anggota keluarga besar berperan penting.

Memutus Rantai Generasi Sandwich

Selain menata keuangan, generasi sandwich juga harus mulai memikirkan perlunya proteksi diri. Misalnya dengan asuransi kesehatan maupun jiwa. Di Kota Pendekar, Pemerintah Kota Madiun sudah menjalankan program asuransi ini kepada masyarakat. Setiap warga Kota Madiun bisa mendapatkan jaminan kesehatan yang dibiayai pemerintah. Selain itu, juga ada program jaminan kecelakaan kerja dan jaminan kematian (JKK-JKM) yang sampai saat ini sudah lebih dari 15 ribu kepesertaan yang dibiayai Pemkot Madiun. Mereka yang belum ter-cover bisa mengajukan diri atau mengikuti program secara mandiri.

Pemerintah Kota Madiun juga peduli dengan pendidikan. Mulai dari bantuan laptop dan internet gratis hingga beasiswa bagi mahasiswa. Harapannya, generasi ke depan merupakan generasi yang berkualitas dan bisa memutus rantai kemiskinan.

Kemudian harus mulai mengelola aset dan investasi. Hal ini penting untuk menambah pendapatan sekaligus tabungan untuk masa depan. Perlu diingat salah satu penyebab lahirnya generasi sandwich karena orang tua tidak mempersiapkan masa tuanya dengan baik. Karenanya, ketika berada di generasi sandwich harus mulai mempersiapkan masa tua nanti. Salah satunya, dengan pengelolaan aset dan investasi. Ini agar kemudian orang tua memiliki tabungan atau dana pensiun agar tidak bergantung kepada generasi berikutnya.

Selanjutnya, harus berhati-hati terhadap utang. Banyak contoh di masyarakat terkait permasalahan utang. Karenanya, agar tidak menambah permasalahan ke depan, generasi sandwich baiknya berhati-hati terhadap utang. Sebaliknya, generasi sandwich harus mulai menyiapkan dana pensiun sedari sekarang. Sama seperti aset dan investasi, dana pensiun bisa menjadi tabungan sebagai persiapan di masa tua nanti. (ws hendro/agi/madiuntoday)