Semarak Lebaran di Kota Pendekar
Ruang Satu
Ramadan tahun ini segera berlalu. Tinggal beberapa hari lagi kita menyambut hari raya Idul Fitri. Tak heran, euforia merayakan hari kemenangan itu mulai terasa. Pusat-pusat perbelanjaan mulai ramai dikunjungi. Semoga tempat ibadah jangan malah sepi. Kegiatan bazar-bazar juga mulai mengemuka. Sabtu, (15/4) kemarin saya membuka Festival Ramadan bersama Bluder Cokro. Judulnya memang Festival Ramadan. Tetapi festival ini sampai libur lebaran nanti. Bahkan lebih. Rencananya, sampai 29 April mendatang. Ini sengaja karena juga ada event besar di tanggal itu.
Event ini bisa dibilang untuk pemanasan. Sebab, ada banyak event untuk memeriahkan libur lebaran tahun ini. Masyarakat bersorak. Pemerintah pun harus bersemangat. Saya bisa memaklumi itu. Kalau kita berkaca dua-tiga tahun terakhir, nuansa lebaran ini seperti ini hanya sebatas angan. Lebaran kita dalam nuansa keprihatinan. Kita dikekang dalam pandemi Covid-19 yang berkepanjangan. Bahkan, pemerintah melarang mudik lebaran untuk mencegah penularan. Mudik jadi seperti sesuatu yang ilegal. Kalau mau mudik harus selintutan. Menghindari petugas yang berjaga untuk penyekatan.
Kondisi seperti itu berlaku untuk dua kali lebaran. Di tahun ketiga pandemi, sudah mulai ada kelonggaran. Biarpun masih pandemi, namun kekebalan kelompok masyarakat di tanah air sudah cukup tinggi. Pemerintah tentu memiliki perhitungan yang matang terkait kebijakan-kebijakan itu. Tidak sembarangan. Juga tidak asal lockdown. Semua demi kebaikan kita bersama. Di tahun ketiga itu memang sudah diperbolehkan mudik. Tapi saya tahu mudik kala itu seperti belum maksimal. Mungkin masih ada sedikit kekhawatiran.
Nah, tahun ini bisa dibilang puncaknya lebaran di era pandemi Covid-19. Yah, biarpun sudah seperti era sebelum Covid-19, sejatinya WHO belum mencabut status pandemi tersebut. Namun, pemerintah sudah mencabut kebijakan PPKM. Pun, sekarang ini pemakaian masker bukan jadi kewajiban. Hanya sebatas anjuran. Pun, hanya untuk yang sakit atau kurang enak badan. Mudik pun diperbolehkan dengan berbagai fasilitasnya. Pemerintah dan instansi juga kembali menggelar mudik gratis. Hal-hal ini yang tidak bisa kita lihat di lebaran sebelumnya.
Karenanya, tak salah kalau lebaran ini puncak lebaran di masa pandemi. Saya optimis ada jutaan orang yang ke Kota Madiun. Kota kita memang daerah tujuan mudik. Saya yakin yang lebaran kemarin belum berani pulang, lebaran kali ini akan datang. Lebaran tidak lagi secara online-an. Banyaknya yang akan mudik lebaran kali ini juga langsung direspon pemerintah pusat. Pemerintah langsung mengubah kebijakan cuti bersama lebaran. Cuti dimajukan mulai H-2 kalau lebaran jatuh pada Jumat (21/4) nanti. Hal itu dilakukan agar masyarakat memiliki banyak pilihan waktu untuk mudik. Tentu biar tidak terjadi penumpukan kendaraan.
Kita di daerah juga harus merespon ini. Masyarakat yang mudik ini tentu harus dilayani dengan baik. Kita punya banyak tempat menarik. Tinggal bagaimana mengemasnya agar semakin menarik lagi. Karenanya, sudah kita siapkan sejumlah kegiatan. Bahkan sudah dimulai. Festival Ramadan Bluder Cokro tadi. Kegiatan berlangsung di kawasan wisata Sumber Umis. Ada belasan stand di titik lorong yang tembus sampai ke Jalan Kalimantan itu. Ada produk-produk unggulan UMKM kita. Pemudik yang main ke Sumber Umis bisa memiliki banyak pilihan produk. Selain yang di lorong itu, ada 21 tenda UMKM yang di kawasan Pahlawan Religi Center (PSC). Ini kita siapkan untuk menyambut para wisatawan.
Selain itu, mulai libur lebaran nanti kita ada Madiun Festival 2023. Dalam festival ini ada beragam kegiatan. Pertama ada festival Pecel Pincuk. Ini seperti gelaran tahun lalu. Festival Pecel Pincuk memang untuk menyambut para pemudik yang kangen akan Pecel Madiun. Tak dipungkiri nasi pecel kita memang ngangenin. Saya tidak ingin pemudik kerepotan mencari tempat makan nasi pecel yang asik. Pemudik tidak perlu muter-muter. Tidak mengantri panjang. Kita siapkan di tempat yang luas dengan banyak stand nasi pecel. Intinya, saya ingin memudahkan wisatawan mencari kuliner pecel.
Festival ini dijadwalkan 23-29 April nanti. Rencananya bertempat di Pahlawan Bisnis Center (PBC) dengan alternatif Alun-alun Kota Madiun. Sebab, PBC tengah dalam proses pembangunan saat ini. Kegiatan dibuka mulai pukul 08.00 sampai 22.00 setiap harinya. Sedang terkait hiburan, ada live musik yang berbeda setiap harinya. Mulai keroncong, band, campursari, popdut, tembang kenangan, hingga jazz. Ada juga stand oleh-oleh. Komplit pokoknya.
Kita punya kawasan Pahlawan Street Center (PSC) yang sudah cukup dikenal. Ini harus kita manfaatkan. Kegiatan-kegiatan ini sengaja kita fokuskan di sana. Selain festival Pecel Pincuk tadi, juga akan ada Aksi Cah Mediunan. Kegiatan ini dijadwalkan 28-29 April. Tempatnya di sepanjang Jalan Pahlawan. Kegiatan ini memang kita konsep seperti car free night dan dimulai pukul 18.00-22.00. Jalan Pahlawan akan kita tutup. Ada banyak hiburan musik. Kita siapkan dua venue. Yakni, di pertigaan dengan Jalan Kalimantan dan juga depan Kantor Telkom.
Banyaknya yang mudik menjadi Kota Madiun seperti tempat reuni. Karena itu kita hadirkan sekalian kegiatan reuni sekaligus ajang untuk serap aspirasi bertajuk Madiun City International Meeting. Kegiatan ini baru kali pertama di Kota Madiun. Kegiatan ini rencananya bersama Paguyuban Madiun (Paguma) dan Diaspora. Rencananya, pada 29 April dan bertempat di halaman Balai Kota Madiun. Kegiatan ini juga sarat akan ilmu. Bagaimana tidak ada banyak tokoh penting. Rencananya, ada bapak Menko PMK, bapak Panglima TNI, bapak Staf Ahli Kepresidenan. Yang menarik, kita hadirkan juga masyarakat kota madiun yang telah sukses di luar negeri. Mereka akan mengikuti secara langsung dan juga ada yang secara virtual. Setidaknya akan diikuti 1.000 peserta baik secara online maupun offline tersebut.
Nah, tak lengkap kalau sudah di Kota Madiun tanpa City Tour. Peserta tamu undangan kegiatan Madiun City International Meeting juga akan kita dijadwalkan mengikuti City Tour tersebut. Kegiatan ini seperti layanan bus wisata seperti yang sudah berjalan. Layanan dijadwalkan dari tanggal 28-30 April dan dimulai pukul 09.00 sampai 21.00. City Tour ini akan menggunakan Madiun Bus on Tour (Mabour). Rute yang dilewati di antaranya, PSC, Ngrowo Bening, Lapak Kelurahan, Masjid Kuno Taman, dan Masjid Kuno Kuncen. City Tour ini tentu juga berlaku untuk wisatawan umum dengan menyesuiakan jadwal.
Saya tidak ingin kegiatan sekedar peningkatan ekonomi. Harus ada yang bernuansa religi. Karenanya, juga kita hadirknya kegiatan Ngaji Syawalan. Kegiatan ini kita jadwalkan 28 April dan bertempat di Pondok Abi Bahrun Madinatul Jannah. Rencananya ada sekitar 1.500 orang jamaah yang hadir. Kegiatan akan ditutup dengan pagelaran wayang kulit. Kegiatan budaya ini dijadwalkan 30 April nanti. Kegiatan bisa dinikmati secara gratis. Pagelaran wayang kulit ini menghadirkan dalang Ki Bayu Aji dengan lakon Amarto Binangun. Selain itu, juga ada bintang tamu abah Kirun dan Niken Salindri.
Seperti halnya yang dilakukan pemerintah pusat, kita juga harus sigap dalam mempersiapkan lebaran. Jangan sampai masyarakat dikecewakan. Ini penting untuk branding kita ke depan. Kota Madiun sekarang berbeda dengan yang dulu. Sudah semakin baik dan maju. Ada banyak pilihan kuliner. Dari yang tradisional sampai yang modern. Selian itu, ada banyak kegiatan menarik, kota kita juga kaya akan produk unggulan. Belum lagi, Lapak UMKM di 27 kelurahan. Saya juga ingin itu dioptimalkan. Semua harus maksimal dalam menyambut lebaran. Kalau sudah seperti itu tidak ada alasan untuk tidak ke Kota Pendekar.
Penulis adalah Wali Kota Madiun Drs. H. Maidi, SH, MM, M.Pd