Menapaki Tahun Kelima



Ruang Satu 

29 April kemarin, saya bersama ibu wakil tepat empat tahun sudah menjalankan amanat ini. Amanat memimpin Kota Pendekar ini. Berbagai dinamika silih berganti. Berbagai perubahan pun juga telah terjadi. Kota kita sudah berbeda dengan yang dulu. Sudah banyak perubahan yang menjadikan kota kita semakin menarik. Setidaknya begitu yang saya dengar. Masyarakat menilainya begitu. Baik dari media sosial maupun secara langsung. Tidak jarang juga pernyataan itu dari para pejabat dan tokoh di negeri ini. 

Tepat di empat tahun MaDa kemarin kita gelar Madiun City International Meeting. Gelaran yang berlangsung di Balai Kota itu dihadiri sejumlah pejabat dan tokoh penting. Di antaranya, pak Muhadjir Effendy Menko PMK kita. Kemudian ada Pakde Soekarwo yang saat ini menjabat sebagai anggota Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres). Nama Pakde Karwo tentu akrab di telinga kita. Beliau merupakan mantan Gubernur Jawa Timur Periode 2009-2019. Kemudian ada bapak Marsekal TNI (Purn) Djoko Suyanto, beliau merupakan mantan Menko Polhukam sekaligus mantan Panglima TNI.

Kita memang mengundang orang-orang Madiun yang sudah sukses. Beliau-beliau tersebut merupakan orang Madiun. Mulai Madiun sisi utara hingga selatan. Kita juga mengundang Panglima TNI bapak Laksamana TNI Yudo Margono. Beliau juga orang Madiun. Tepatnya, Desa Garon, Balerejo. Namun, beliau tidak bisa hadir dan diwakilkan Pangdam XIV/Hasanuddin bapak Mayjen TNI Totok Imam Santoso. Kemudian ada juga Penasehat Ahli Kapolri Bidang Politik bapak Hermawan Sulistyo. Selain itu, juga hadir sejumlah tokoh penting seperti Plh. Sekjen Kemensos RI bapak Robben Rico dan Dirjen Pembangunan Desa dan Perdesaan Kemendes PDTT RI bapak Sugito. Acara kemarin makin meriah dengan moderator bapak Suko Widodo, Pakar Komunikasi Unair yang tentu sudah cukup sering hadir di Kota Madiun.

Kegiatan kemarin memang menghadirkan Paguyuban Madiun atau Paguma dan diaspora. Kita tahu bahwa ada banyak warga Madiun. Baik kota maupun kabupaten Madiun yang sukses di luar sana. Bahkan ada yang sampai ke luar negeri. Sebelum kegiatan ini berlangsung, saya sudah bertemu dengan sejumlah warga Kota Madiun yang berada di luar negeri. Seperti dari Ceko yang sudah ada di sini selama tiga hari. Sayang, sebelum hari H acara dia harus ke Jakarta. Biarpun begitu sudah memberikan masukan untuk kota kita. Kemudian ada dari Malaysia yang juga sudah memberikan masukan. Kegiatan kemarin memang untuk menjaring aspirasi, ide, dan masukan untuk kemajuan kota kita. 

Inilah yang saya beri nama Musrenbang internasional orang Madiun. Kita sudah menggelar Musrenbang dari tingkat RT, kelurahan, kecamatan, dan tingkat kota. Ini kita perluas lagi dengan menggali ide dan masukan dari orang Madiun yang sudah sukses hingga di luar negeri. Ide dan masukanpun beragam. Seperti soal Madiun Train City. Kereta api memang potensi luar biasa kota kita. Pun, kita perlahan mulai menggarapnya. Kita sudah ada Bogowonto Culinary Center (BCC). Kemudian ada replika lokomotif kereta shinkansen. Tetapi konsep yang disampaikan pak Hermawan Sulistyo memang luar biasa. Menjadikan Kota Madiun sebagai kota kereta satu-satunya di dunia. 

Ada banyak alasan yang mendukung gagasan itu. Kota Madiun merupakan satu-satu daerah yang memiliki sekolah perkeretaapian di tanah air. Kemudian juga daerah satu-satunya di negeri ini yang memiliki industri kereta api. Bahkan, terbesar di Asia Tenggara. Yakni, PT INKA. Keduanya bisa menjadi daya tarik tersendiri. Ada masukan untuk mendatangkan lokomotif dari berbagai dunia. Ratusan lokomotif. Tidak perlu dibuatkan tempat. Namun, di tempatkan di sudut-sudut kota. Lokomotif tersebut sebagai sekaligus sebagai sarana edukasi. Misalnya soal sejarah kereta api dunia hingga kecepatan kereta Shinkansen yang bisa menyamai kecepatan pesawat. 

Ada juga ide untuk mendatangkan turis olahragawan. Khususnya olahraga panjat tebing. Beliau menyampaikan untuk membuat arena panjat tebing dari susunan gerbong kereta. Saya rasa ini juga ide menarik. Memanfaatkan kearifan lokal untuk mencuri perhatian. Hal-hal seperti inilah yang saya harapkan. Kita memang harus terus berubah agar tidak menjadi korban perubahan. Bahkan kita harus bisa ikut berperan dalam memberikan perubahan itu. Namun, merubah itu tentu saja perlu ide dan pemikiran. Makanya, melalui meeting international ini kita mencoba menjaring ide dan pemikiran baru untuk kemajuan kota kita ini

Ini modal penting dalam menapaki tahun kelima ini. Memang banyak yang memberikan apresiasi atas capaian Kota Madiun saat ini. Seperti pak Muhadjir Effendy yang menyebut Kota Madiun sudah menjadi destinasi wisata di Jawa Timur. Padahal, beliau menilai kota kita akan terisolir setelah adanya tol. Maklum, kendaraan hanya melintas begitu saja. Tidak ada alasan untuk singgah. Namun, kondisi itu perlahan bisa kita jawab. Dulu kota kita memang disingkiri. Tetapi sekarang disinggahi. Apresiasi juga perlu sebagai bentuk penyemangat kita. Namun, ide dan masukan juga tak kalah pentingnya. 

Karenanya, saya sangat berterima kasih sekali atas semua ide dan masukan yang diberikan. Kemajuan kota ini akan semakin optimal dengan pemikiran banyak kepala. Menapaki tahun kelima ini memang telah banyak pencapaian. Kota kita sudah mendapatkan 193 penghargaan dan prestasi. Indek Pembangunan Manusia kita juga mencapai 82,01 poin pada 2022 lalu. Ini termasuk kategori sangat tinggi. Ini modal penting dalam menapaki tahun kelima ini. Apa yang kita raih harus semakin ditingkatkan. Terima kasih kepada seluruh masyarakat yang sudah mendukung pembangunan di Kota Madiun kita tercinta. Terima kasih atas segala partisipasi yang diberikan hingga menjadikan kota ini semakin menarik dengan berbagai kemajuan. Semua capaian ini tentu bukan sekedar angka, ini merupakan hasil nyata dari kerja keras kita bersama.


Penulis adalah Wali Kota Madiun Drs. H. Maidi, SH, MM, M.Pd