Madu di Mata Investor ⁣



⁣Ruang Satu ⁣

Kota kita dulu disingkiri, tapi sekarang disinggahi. Kota kita ini dulu dijauhi, tapi sekarang malah didekati. Banyak yang ingin datang. Banyak yang ingin berkunjung. Minggu (28/5) kemarin, kita baru saja menjadi tuan rumah Musyawarah Nasional (Munas) V Komunitas Sepeda Tua Indonesia (KOSTI). Ada ribuan onthelis dari berbagai daerah. Kegiatan kita barengkan dengan event Madiun Tempo Doeloe. Selain Munas juga ada gowes bersama. Ramai sekali. Rombongan sampai mengular. Ini menjadi hiburan tersendiri bagi masyarakat. Apalagi, mereka tampil dengan berbagai kostum unik lagi menarik. ⁣⁣

Ke depan, akan ada banyak lagi event besar lainnya. Apalagi, kota kita akan merayakan hari jadi Juni nanti. Wisatawan yang berkunjung ke kota kita tidak perlu ditanyakan lagi. Kawasan Pahlawan Street Center (PSC) tak pernah sepi pengunjung. Itu menjadi berkah tersendiri pelaku UMKM di kota kita. Khususnya, mereka yang berjualan di kawasan Pahlawan Religi Center (PRC). Omset satu pedagang bisa mencapai belasan juta sehari. Tak heran, mereka sempat protes tatkala kawasan kita tutup untuk pengembangan. Ya, kawasan PRC memang kita sempurnakan. Lapak pedagang tidak lagi memakai tenda ke depan. Kita buat permanen. Sekalian menambah gapura. ⁣

Selain itu, ada juga penambahan ikon dunia. Yakni, replika kincir angin Belanda dan menara jam Big Ben Inggris. Proses pembangunan sudah mulai minggu ini. Saya instruksikan untuk mendahulukan yang replika ikon dunia itu. Biar semakin mempercantik kawasan tersebut. Biar pengunjung semakin ramai. Rencananya, di kawasan itu juga akan kita tambah kincir angin sungguhan. Pengunjung bisa menikmati kawasan dari ketinggian. Ini sedang proses. Sedang kita upayakan menggaet investor. Kita memang tidak punya banyak wisata alam. Tetapi, bukan berarti tidak punya tempat wisata buatan. Kota ini harus menarik. Kita hadirkan perubahan-perubahan agar orang tertarik. Dengan begitu kota kita ini ibarat madu bagi investor. Tanpa kita minta, mereka akan datang dengan sendirinya.⁣

⁣Berbicara soal investor, kota kita ini sedang naik daun. Banyak yang melirik. Beberapa di antaranya sudah pasti dan mulai berproses. Seperti diketahui di kota kita sudah ada pabrik pengolahan porang. Yang di eks koci itu. Pun, pabrik sudah beroperasi biarpun baru kapasitas kecil. Mesinnya didatangkan dari Cina. Kapasitas pabrik itu akan dibesarkan ke depan. Sabtu (27/5) kemarin saya ditemuai investor dari Riyad, Arab Saudi. Investor dari Timur Tengah itu tertarik ingin berinvestasi mesin dan lain sebagainya untuk memperbesar produksi. ⁣

⁣Mereka memang tengah tertarik dengan beras Shirataki. Ya, beras dari porang tersebut selain kaya nutrisi juga minim gula. Itu bisa menjadi menu sehat pengganti nasi. Gaya hidup sehat melalui pengaturan konsumsi memang tengah menjadi tren. Khususnya, orang-orang di Timur Tengah dan Eropa. Karenanya, mereka gencar berburu bahan makanan sehat. Nah, potensi itu ada di Kota Madiun. Kita punya pabriknya. Selain itu, kota kita dikelilingi kebun porang. Artinya, bahan produksinya siap sedia. Tak heran, mereka rela jauh-jauh datang. ⁣

Namun, tentu tidak serta merta investasi jalan. Ada standar kualitas yang disyaratkan. Mulai kemasan, kandungan nutrisi, hingga standarisasi lainnya. Karenanya, diperlukan pemeriksaan laboratorium, uji kelayakan dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), hingga terdaftar di World Intellectual Property Organisation (WIPO) PBB. Setelah itu terpenuhi mereka siap menggelontorkan investasinya. Investor tersebut cukup serius. Bahkan, MoU akan dilaksanakan. Rencananya, 30 Juni nanti di Surabaya. Sebab, kerja sama tidak hanya dengan Kota Madiun. Namun, berbagai investor dengan sejumlah daerah di Jawa Timur. Wali kota menyebut keberadaan investor nantinya akan memberikan banyak dampak bagi Kota Madiun dan sekitar. Mulai penyerapan tenaga kerja hingga petani porang dari berbagai daerah sekitar.⁣

⁣Kota Madiun memang menarik di mata investor. Sebelumnya ada tawaran investasi dari Tiongkok dan Jepang. Nilainya pun mencapai Rp 50 miliar. Saya juga bertemu langsung dengan President Director PT. Furukawa Optical Solutions Indonesia, Fuminori Nakajima, di Balai Kota Madiun, Kamis (25/5) kemarin. Investor dari Jepang itu datang untuk penanaman modal pengerjaan kabel bawah tanah. Kita memang tengah mengerjakan proyek dukting. Yakni, penataan kabel jalur bawah. Proyek tersebut dikerjakan PT. Fiber Teknologi Nusantara (FTN). Nah, ke depan akan menggandeng PT. Furukawa Optical Solutions tersebut. ⁣

⁣Kota Madiun ibarat madu di mata investor. Investasi yang datang pun dari bermacam bidang. Selain beberapa tadi, ada juga investor perhotelan. Bahkan, sudah ada yang mulai berjalan. Di bidang ini ada PT Bumi Sukses Jaya dengan Ibis Hotel. Hotel berbintang ini datang dengan nilai investasi mencapai Rp 151 miliar lebih. Hotel ini berada di Jalan Agus Salim, dekat alun-alun itu. Kedua ada, PT Waringin Hospitality/Waringin Group dengan Luminor Hotel. Nilai investasinya juga besar. Hotel Luminor yang rencananya akan dibangun di lokasi transmart Jalan S Parman memiliki nilai investasi sebesar Rp 150 miliar. Kontrak Transmart di lokasi tersebut memang telah habis. Lokasi bekas Terminal Kota Madiun itu langsung diminati investor lain untuk membangun hotel. ⁣

⁣Kita cukup sering menggelar audiensi dengan sejumlah investor. Pun, beberapa di antaranya menyatakan ketertarikan untuk berinvestasi di Kota Madiun. Yakni, Hotel Makati dengan nilai investasi Rp 170 miliar dan The East Hotel dengan nilai Rp 45 miliar. Namun, Hotel Makati juga menginginkan lokasi eks Transmart tersebut. Kita coba tawarkan titik lain seperti Dumilah Park hingga calon lokasi PeceLand. Saat ini sedang dalam penjajakan. Sedang, The East Hotel berminat di Jalan Sulawesi.⁣

⁣Kehadiran investor ini tentu memberikan banyak manfaat untuk daerah. Saya tentu tidak dapat melaksanakan pembangunan kota sendirian. Dibutuhkan dukungan dan kerja sama dari para investor. Baik lokal maupun imvestor internasional. Namun, saya juga tidak sembarangan menerima investor. Namanya investasi, kedua belah pihak jangan sampai merugi. Kota ini dapat manfaatnya, para investor juga bisa mengembangkan usahanya. Inilah investasi yang sehat. Karenanya, sering saya menjadi konsultan. Selalu saya berikan pemahaman-pemahaman. Juga hitungan-hitungannya. Bahkan, ada beberapa yang saya tolak. Ini demi kebaikan bersama. Demi kemajuan kota dan juga pertumbuhan dunia usaha.⁣

Penulis adalah Wali Kota Madiun Drs. H. Maidi, SH, MM, M.Pd