Terus Melaju Mendunia



Ruang Satu 

Bulan kemerdekaan. Ya, minggu ini kita larut dalam nuansa kemerdekaan. Puncaknya 17 Agustus nanti. Namun, euforianya sudah terasa sejak saat ini. Bahkan, sudah sejak beberapa hari terakhir. Tema Hari Ulang Tahun Kemerdekaan kali ini ‘Terus Melaju untuk Indonesia Maju’. Yang saya baca, tema ini dipilih sejalan dengan pencapaian Indonesia yang berada dalam posisi menguntungkan untuk melanjutkan gerak pembangunan negara. Harapannya, Indonesia dapat memanfaatkan momentum ini untuk melanjutkan pembangunan dengan semangat estafet.

Ibarat olahraga estafet yang memiliki gerak kolektif, berharmoni, berkolaborasi, dan memiliki sinkronisasi irama gerak serta pikiran untuk mencapai satu tujuan. Energi gerak ini yang diperlukan bangsa Indonesia agar dapat melanjutkan momentum sehingga dapat ‘Terus Melaju untuk Indonesia Maju’. Tema ini tentu bukan sekedar susunan kata-kata menjadi kalimat. Tema ini harus menjadi pemacu semangat. Semangat untuk terus melaju, terus berjuang mewujudkan yang terbaik untuk negeri ini agar lebih maju. 

Momentum HUT Kemerdekaan ke-78 ini sejatinya masih sejalan dengan hari jadi kota kita. Kota kita berulang tahun yang ke-105 Juni lalu. Kita mengusung tema ‘Maju Mendunia’. Kota kita tidak hanya maju tapi juga mendunia. Saya inginnya begitu. Kalau mau maju yang total sekalian. Kita maju mendunia. Ini memang tidak mudah. Ini butuh upaya yang luar biasa. Butuh kerja kerja kita bersama. Maju mendunia ini tidak bisa hanya kerja dari balik meja. Era sekarang ini tidak cukup by data. Semua harus dibuktikan riilnya di lapangan. Karenanya, selalu saya ajak OPD saya untuk turun langsung di lapangan.

OPD saya persilahkan untuk kerja dari mana saja. Yang penting pekerjaan beres. Tidak ada yang tertunda. Urusan berkas tidak boleh menumpuk di kantor. Harus segera ditindaklanjuti. Kalaupun pimpinan tidak di tempat, berkasnya yang mendatangi. Aspri saya biasa meminta tanda tangan di lokasi kegiatan. Mereka menyusul saya di tempat kegiatan dengan membawa berkas yang harus saya tanda-tangani. Pemandangan seperti itu sudah biasa. Saya memang jarang sekali ngantor di Balai Kota. Ke sana biasanya kalau ada tamu saja. Selebihnya, saya habiskan dari satu kelurahan ke kelurahan lain. Dari satu masjid ke masjid yang lain. Selalu seperti itu. 

Saya senang bertemu dengan masyarakat. Mendengarkan keluh kesahnya. Menyerap aspirasinya. Memberikan solusi untuk permasalahan yang mengemuka. Itu yang saya sebut belanja masalah. Bukan mencari masalah atau mencari gara-gara. Tetapi mencari masalah untuk dicarikan solusinya. Semangat pemimpin lapangan ini harus terus digelorakan. Demi mencari permasalahan sampai ke akarnya. Namanya pemimpin ya harus begitu. Harus rela waktu dan tenaganya untuk turun ke masyarakat. Ini sudah menjadi tanggung jawab yang melekat. Jangan hanya diwaktu kampanye saja. Setelahnya lupa. Janji yang kita sampaikan saat kampanye harus dibuktikan. Itu baru namanya pemimpin yang bertanggung jawab. 

Dari semua program kerja yang saya usung bersama ibu wakil wali kota, sudah tuntas. Kami punya 33 program unggulan yang dikemas dalam Panca Karya. Mulai Madiun Kota Pintar, Madiun Kota Membangun, Madiun Kota Melayani, Madiun Kota Peduli, dan Madiun Kota Terbuka. Semuanya sudah terlaksana. Saya pernah berjanji untuk memberikan laptop untuk sarana belajar siswa-siswi kita. Janji itu sudah tuntas di tahun ini. Total hampir 15 ribu unit laptop dengan anggaran Rp 100 miliar lebih. Biarpun kita diterjang pandemi Covid-19, namanya janji harus ditepati. Kita selesaikan di tahun ini. Bahkan, kita berhasil mengukir rekor MURI terkait itu. 

Semuanya yang kita lakukan untuk kota ini akan sulit rasanya tanpa semangat untuk maju mendunia tadi. Laptop ini piranti penting untuk membuka pintu dunia. Anak-anak kita sebagai generasi penerus harus sudah membuka pintu dunia. Bukan jendela dunia. Pirantinya kita siapkan, fasilitasnya kita berikan. Selain laptop, kita juga berikan akses internet gratis sampai di tingkat RT. Ada lebih dari dua ribu titik WiFi gratis di kota ini. Ini semua kita berikan demi membantu anak-anak membuka pintu dunia menuju generasi emas 2045. 

Biarpun semua program kerja sudah tuntas kita selesaikan, namun masih ada rencana-rencana yang masih ingin saya realisasikan. Rencana-rencana yang masih berupa angan. Perubahan yang terjadi di kota ini sejatinya baru 60 persen dari total rencana yang ada dalam pikiran. Masih ada sejumlah pembangunan yang ingin saya wujudkan. Seperti rencana pembangunan miniatur Kota Madiun ‘PeceLand’. Ada juga pembangunan Ring Road Timur. Saya juga ingin mengoptimalkan aset-aset cagar budaya. Seperti Bosbow dan juga Rumah Tahanan Militer. Rencana ke depannya sudah ada. Namun, belum sempat terlaksana. Kalau itu belum terwujud, ada yang mengganjal rasanya.

Pembangunan memang bukan hanya menadi urusan pemerintah. Namun, menjadi tanggung jawab kita bersama. Masyarakat juga harus turut berkontribusi. Turut memberikan apa saja yang bisa untuk memajukan kota ini. HUT Kemerdekaan ini harus menjadi memontum untuk semakin meningkatkan kontribusi. Semakin memberikan yang terbaik untuk negeri. Semakin berbuat banyak untuk nusa, bangsa, dan negara. Apapun yang terjadi, kita harus terus melaju untuk Indonesia maju. Apapun yang akan terjadi, kota kita juga harus terus maju mendunia. Dirgahayu tanah airku, Negara Kesatuan Republik Indonesia tercinta.


Penulis adalah Wali Kota Madiun Drs. H. Maidi, SH, MM, M.Pd