Hadiri Rapat Pleno GOPTKI, Wali Kota: Penyiapan Generasi Emas 2045 Dimulai dari Saat Ini




MADIUN – Pemerintah pusat mencanangkan Indonesia generasi emas di 2045 mendatang. Anak-anak pun terus disiapkan sedari sekarang. Wali Kota Madiun, Maidi menyebut generasi Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) pada sekarang ini memikul beban besar pada 2045 mendatang.

‘’Anak-anak generasi sekarang. Khususnya yang saat ini PAUD ini yang harus kita perhatikan benar. Mereka tidak hanya menuju generasi emas, tapi harus bisa merebut generasi emas itu,’’ kata Wali Kota Maidi saat Pertemuan Pleno Gabungan Organisasi Penyelenggara Taman Kanak-kanak Indonesia (GOPTKI) dan tiga komponen PAUD Kota Madiun di aula Adiwiyata Dinas Pendidikan Kota Madiun, Senin (21/8).

Apalagi, secara demografi di Kota Madiun cukup mengalami ketimpangan. Generasi usia sekolah pada saat ini hanya sepertiga dari usia produktif. Padahal, mereka yang produktif ini akan menjadi lansia dan masuk usia tidak produktif. Sementara generasi penggantinya hanya sebanyak sepertiganya. Artinya, satu anak-anak pada saat ini menanggungg tiga orang tua di masa depan. Karenanya, wali kota berharap adanya peningkatan SDM di Kota Madiun.

‘’Kita tidak punya sumber daya alam. Ya SDM ini satu-satunya aset yang harus kita dorong terus. Dengan SDM yang unggul mereka bisa mengoptimalkan potensi yang ada,’’ ujarnya.

Menyiapkan generasi emas, kata wali kota, harus dimulai dari sekarang. Pemerintah Kota Madiun sudah berupaya dengan menyiapkan berbagai kelengkapan fasilitas. Mulai gedung sekolah yang nyaman, seragam dan ongkos jahit, sampai fasilitas laptop dan internet gratis. Setidaknya, ada 14 ribu lebih laptop yang sudah diberikan pemerintah dengan sistem pinjam pakai. Pengadaan belasan ribu laptop itu setidaknya menelan anggaran mencapai Rp 100 miliar.

‘’Pemerintah tidak main-main dalam urusan pendidikan. Mereka ini adalah aset kita di masa depan. Harus dipersiapkan dengan sungguh-sungguh,’’ ungkapnya.

Namun, wali kota juga mengajak semua pihak untuk turut berkontribusi. Baik dari yayasan Lembaga pendidikan sampai dengan orang tua. Hal itu penting agar upaya pelayanan pendidikan ini bisa semakin optimal.

‘’Jangan eman untuk pendidikan. Ini investasi ke depan,’’ pungkasnya. (rams/agi/diskominfo)