Belum Ada di Mataraman, Wali Kota Ingin Hadirkan Peternakan Kambing Perah dan Industri Pengolahan Susu Kambing di Kota Pendekar




SLEMAN – Wali Kota Madiun, Maidi terus menghadirkan berbagai inovasi untuk menggeliatkan perekonomian Kota Madiun. Berbagai potensi terus digali. Selain untuk menggeliatkan perekonomian, potensi yang digali juga sebagai pemberdayaan untuk menambah pendapatan masyarakat.

Seperti budidaya lebah madu, kali ini wali kota ingin mengembangkan peternakan kambing perah dan industri pengolahan susu kambing di Kota Madiun. Tak tanggung-tanggung, orang nomor satu di Kota Pendekar tersebut melihat langsung peternakan kambing perah milik Harryadin Mahardika di Sleman, Yogyakarta, Kamis (28/9).

Wali Kota Maidi menyambangi peternakan kambing etawa milik Mahardika di daerah tersebut sebagai tindak lanjut pertemuan pertama di Ngrowo Bening beberapa waktu sebelumnya. Keduanya memang sempat membahas soal peternakan kambing tersebut saat bertemu di Kota Madiun.

Dilansir dari Jawa Pos Radar Madiun, Wali Kota Maidi menyebut pertemuannya dengan Mahardika di Sleman, Kamis kemarin, murni membahas peternakan kambing etawa. Tidak ada diskusi terkait politik. Wali Kota Maidi menilai peternakan kambing perah etawa bisa diterapkan di Kota Pendekar.

‘’Bisnis, hanya bisnis. Dari Yogyakarta sampai Banyuwangi, ada banyak peternakan etawa. Tapi di Mataraman ini belum ada. Padahal banyak peternak produktif,’’ imbuh wali kota.

Wali kota tak segan belajar ke beberapa peternakan kambing etawa. Termasuk milik Mahardika di Sleman. Bukan tak mungkin, peternakan kambing perah seperti di Sleman tersebut diterapkan di Kota Madiun. Apalagi, menurut wali kota masih banyak lahan kosong di Kota Madiun. Hal itu bisa berpotensi menambah peningkatan perekonomian di Kota Madiun. Kunjungan ke Sleman, Kamis lalu, bakal ditindaklanjuti dengan beberapa pertemuan lanjutan.

‘’Kalau dibawa ke Kota Madiun, letaknya di mana, sharing sahamnya bagaimana. Lalu, pemberdayaan masyarakatnya seperti apa. Ini akan ditindaklanjuti. Sering saya katakan, orang lapar jangan dikasih nasi. Nasi habis nanti minta lagi. Orang lapar kasih tahu cara mencari nasi, maka selamanya akan kenyang,’’ ungkap wali kota.

Sementara itu, Mahardika juga mengaku pertemuan tersebut murni soal peternakan. Hal itu, memang sebagai tindak lanjut pertemuan di Ngrowo Bening lalu. Dalam pertemuan di Ngrowo Bening tersebut Wali Kota Maidi memang sempat menyatakan ketertarikan dengan peternakan kambing etawa yang dirintis Mahardika bersama rekannya. Di Sleman, Mahardika diketahui merintis integrated farm atau peternakan terintegrasi.

‘’Pak Wali (Maidi, Red), studi banding sistem peternakan kambing perah dan industri pengolahan susu kambing. Pak Wali sepertinya tertarik belajar peternakan kambing yang terintegrasi juga tertarik mempelajari industri susu kambing ini dan ingin menerapkannya di Madiun,’’ kata Mahardika.

Mahardika menjelaskan, peternakan kambing perahnya memproduksi langsung susu bubuk etawa. Selain itu, peternakan tersebut juga menyuplai susu segar ke industri. Artinya, selain punya produk sendiri, peternakan juga menghasilkan bahan baku untuk industri. Sedang, kambing yang diternak tersebut diimpor dari Australia. (ws hendro/agi/madiuntoday)