Pemkot Madiun Perkuat Langkah Pengendalian Inflasi di Tengah Lonjakan Harga Cabai



MADIUN – Kenaikan harga cabai rawit menjadi perhatian serius di Kota Madiun. Kepala BPS Kota Madiun, Abdul Aziz, menyebut komoditas tersebut memiliki bobot signifikan dalam pola konsumsi rumah tangga, yakni sebesar 0,45 persen. Karena itu, lonjakan harga cabai rawit berpotensi kuat mengerek inflasi daerah.


“Jika kenaikannya setinggi ini, inflasi Kota Madiun sangat mungkin terdorong,” jelas Aziz.


Ia menuturkan bahwa kenaikan harga bukan hanya terjadi di Kota Madiun. Cuaca ekstrem menyebabkan banyak petani gagal panen, sehingga pasokan cabai rawit menurun di sejumlah wilayah.


“Cuaca ekstrem membuat pasokan menyusut karena banyak petani gagal panen,” urainya.


Di sisi lain, permintaan masyarakat meningkat menjelang Natal dan Tahun Baru. Sementara proses budidaya tidak dapat langsung memenuhi pasar ketika petani baru memulai penanaman ulang.


“Kalau baru tanam sekarang, produksinya tidak bisa segera menutup kenaikan permintaan,” sebutnya.


Untuk meredam tekanan inflasi, BPS menyarankan pemerintah mengedukasi masyarakat agar sementara waktu mengurangi penggunaan cabai segar dan memanfaatkan cabai kering sebagai substitusi.


“Masyarakat kita sangat tergantung cabai segar. Padahal cabai kering bisa mengantisipasi musim cuaca ekstrem,” ujarnya.


Selain cabai, bawang merah juga mengalami kondisi serupa. Musim panen yang belum tiba membuat suplai terbatas sehingga kerja sama antar-daerah tidak dapat segera dilakukan.


“Kerja sama antar-daerah sulit dilakukan cepat, kecuali ada stok bawang merah yang bisa langsung disebar,” jelasnya.


Untuk komoditas lain seperti telur ayam ras, Aziz menilai Pemkot Madiun perlu mengoptimalkan peran BUMD pangan agar pasokan tetap stabil.


“BUMD pangan dapat dioptimalkan agar persediaan telur tetap stabil,” katanya.


Sebagai bagian dari upaya menahan gejolak harga, Pemkot Madiun terus memperkuat langkah pengendalian inflasi, salah satunya lewat intervensi harga di lapangan. Pada Kamis (11/12), kegiatan operasi pangan murah digelar di tiga titik, yakni Lapak Kampir, Halaman Kecamatan Manguharjo, dan Lapangan Gulun. Pemerintah daerah berharap intervensi tersebut mampu menjaga stabilitas harga menjelang akhir tahun.


(Bip/kus/madiuntoday)