Pantau Pemeriksaan Penyakit Paru Obstruksi Kronik Dinkes PPKB Di Terminal, Kemenkes Imbau Masyarakat Jauhi Asap Rokok




MADIUN - Penyakit Paru Obstruksi Kronik (PPOK) merupakan salah satu penyakit tidak menular kronis yang menjadi perhatian pemerintah saat ini. Untuk itu, berbagai upaya pencegahan penyebaran penyakit dilakukan hingga ke level daerah. 

Hal ini seperti kegiatan yang dilaksanakan oleh Dinas Kesehatan, Pengendalian Penduduk, dan Keluarga Berencana di Terminal Tipe A Purbaya Kota Madiun, Selasa (14/3). Dalam kegiatan tersebut, petugas melakukan pemeriksaan kesehatan dan deteksi dini PPOK kepada sejumlah pegawai terrminal dan sopir bus. 

Subkoordinator Usia Produktif, Usia Lanjut, Jiwa dan Napza Dinkes PPKB Kota Madiun, dr. Tri Hari Wahyuningtyas menuturkan, pemeriksaan meliputi tes wawancara dan skrining PUMA kepada subyek sasaran. Kemudian, pemeriksaan darah seperti gula darah, asam urat, dan kolesterol. Serta, spirometri bagi subyek sasaran yang berusia di atas 40 tahun dan merokok. 

"Jika hasil spirometrinya merah, kami beri obat khusus untuk melebarkan jalan napas di paru-paru. Tunggu 15 menit lalu dilakukan tes lagi. Jika hasilnya tetap merah, berarti positif PPOK," ujarnya. 

Bagi subyek sasaran yang dinyatakan PPOK, petugas lantas melakukan rujukan ke rumah sakit untuk penanganan lebih lanjut. 

"Jika terlanjur kena, maka pasien wajib minum obat dan mengikuti proses pengobatan yang disarankan," imbuhnya. 

Sementara itu, kegiatan pemeriksaan kesehatan dan skrining PPOK dipantau secara langsung oleh Kementerian Kesehatan. 

Ketua Tim Kerja Penyakit Paru Kronik dan Gangguan Imunologi Kemenkes dr. Aries Hamzah menuturkan, saat ini persentase kasus PPOK mencapai 6,3 persen dari jumlah seluruh warga Indonesia. Dengan tingkat kematian mencapai 60 persen. Angka inipun masih ada pasien yang belum terjaring data petugas. 

Karenanya, kegiatan pemeriksaan diinisiasi sebagai upaya pencegahan dini terhadap PPOK. Sebab jika sudah terkena penyakit ini akan sulit disembuhkan. 

Lebih lanjut, Aries menjelaskan bahwa PPOK disebabkan oleh kebiasaan merokok yang tidak sehat. Juga, pencemaran lingkungan seperti polusi udara. Sehingga, menyebabkan sesak napas, batuk berkepanjangan, dan batuk berdahak. Bahkan, mengancam keselamatan nyawa pasien. 

Karenanya, Aries mengimbau masyarakat untuk memulai hidup sehat. "Bagi yang tidak merokok, jangan coba-coba merokok. Sedangkan yang sudah merokok, sebaiknya segera berhenti. Jangan merokok di sembarang tempat," jelasnya. 

Sebagai informasi, kegiatan skrining PPOK oleh Dinkes PPKB juga menyasar Satpol PP dan Damkar, Dinas Perkim, Lapas Kelas 1 Madiun, Dinas Lingkungan Hidup, dan Dinas Perdagangan Kota Madiun. Kegiatan dilaksanakan selama 2 hari hingga Rabu (15/3). (Ney/irs/madiuntoday)