Kota Madiun Tanah Pesilat, Lekat Dikenal Miliki Berbagai Kearifan Lokal




MADIUN - Kota Pendekar, seperti sebutan yang disematkan untuk kota dengan mayoritas masyarakat sebagai pesilat ini sangat menjunjung tinggi nilai budaya dan tradisi. Salah satunya melalui acara tasyakuran Haul Panembahan Ronggo Djumeno yang berlangsung di Masjid Nur Hidayatullah Kuncen, Sabtu (14/9). Acara tersebut mengusung tema "Gembrung Nyawijining Roso Pencak Madiun" yang mencerminkan semangat kebersamaan dan kecintaan terhadap seni pencak silat.

Tasyakuran ini dilengkapi dengan berbagai kegiatan termasuk tawassulan muludan dan kirim doa untuk mengenang jasa Panembahan Ronggo Djumeno, memperingati Maulud Nabi, serta mempererat hubungan antar sesama. Setelah itu, acara dilanjutkan dengan penampilan dari beberapa pendekar pencak yang diundang, seperti Ikatan Kera Sakti (IKS), Persaudaraan Setia Hati Winongo (PSHW), Pencak Silat Cempaka Putih (PSCP), dan Persaudaraan Setia Hati Terate (PSHT). Setiap kelompok tampil dengan gerakan silat khas mereka yang menunjukkan keahlian dan dedikasi mereka terhadap seni bela diri ini.

Sebagai bagian dari acara, para tamu juga disuguhi Wedang Seger khas Madiun yang terbuat dari campuran jahe, kunyit, kencur, serai, kapulogo, kayu manis, dan jeruk nipis. Minuman ini tidak hanya berfungsi sebagai pelepas dahaga tetapi juga sebagai simbol kebersamaan dan kerukunan antara peserta dan tamu undangan.

Acara ini menjadi momen yang sangat berarti bagi komunitas pencak silat di Madiun, karena selain sebagai ajang untuk menunjukkan kemampuan silat, juga sebagai wadah untuk saling berbagi pengalaman dan pengetahuan. Penampilan setiap kelompok pencak silat menyajikan keunikan masing-masing, memperkaya budaya pencak silat di Kota Madiun.

Peserta dari berbagai aliran pencak silat berkesempatan untuk saling bertemu dan berbagi, menjalin hubungan yang lebih erat, serta memperkuat rasa persatuan dalam komunitas pencak silat. Selain itu, kegiatan ini juga memberikan kesempatan bagi generasi muda untuk lebih mengenal dan mendalami seni bela diri tradisional yang menjadi bagian penting dari budaya lokal.

Dengan berlangsungnya acara ini, diharapkan tradisi dan semangat pencak silat di Kota Madiun tetap terjaga dan terus berkembang. Tasyakuran Haul Panembahan Ronggo Djumeno pun menjadi momentum penting dalam melestarikan warisan budaya dan mempererat tali persaudaraan di kalangan praktisi pencak silat di Kota Pendekar. (dspp/uli/diskominfo)