BMKG Ungkap Potensi Perpanjangan Musim Penghujan




MADIUN - Musim penghujan sepertinya masih rajin turun di berbagai wilayah di Indonesia, tak terkecuali Kota Madiun. Hal itu seperti yang diungkapkan Kepala Pusat Informasi Perubahan Iklim di Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Dodo Gunawan. 

Dirinya menyebut potensi adanya perpanjangan musim hujan di Indonesia.

Kondisi itersebur berkenaan dengan hujan yang masih rajin turun di berbagai wilayah, sementara BMKG mengingatkan bahwa bulan ini sudah masuk ke peralihan musim kemarau atau pancaroba.

Lebih lanjut dirinya mengatakan, pancaroba mengacu pada masa transisi atau perpindahan musim, baik dari hujan ke kemarau atau sebaliknya. Salah satu cirinya, angin kencang dengan arah yang berubah-ubah.

"Jadi sekarang kondisi atmosfer dan laut dari La Nina akan menuju ke arah netralnya. Mulai pertengahan tahun ini akan ada fenomena El Nino lemah hingga akhir tahun,” ungkap Dodo.

Pada Maret 2023, kata Dodo, baru ada satu persen wilayah RI yang sudah masuk musim kemarau. Di antaranya, tiga wilayah di Bali, satu wilayah di Banten-DKI, serta tiga wilayah di NTB.

April, lanjutnya, kemarau terjadi di 17 persen wilayah. Contohnya, 27 wilayah di NTT, 21 wilayah di NTB, dan 45 wilayah di Jawa Timur. Sementara pada Mei, kemarau mencapai 22 persen daerah. Misalnya, 34 wilayah di Jawa Tengah. Juni, musim kering melanda 22 persen wilayah. Contohnya, 17 wilayah di Riau. 

Sedangkan pada Juli, kemarau hadir di 10 persen area, seperti 12 wilayah di Sulawesi Tengah. Agustus, kemarau menjangkau 4 persen area, contohnya enam daerah di Sulawesi Selatan. September, musim kemarau cuma ada di 2 persen daerah di Indonesia, seperti lima wilayah di Papua Barat.

Sebelumnya, peneliti cuaca dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Erma Yulihastin memprediksi bakal terjadi perpanjangan musim hujan. Perpanjangan musim hujan itu, kata Erma, di antaranya ditunjukkan oleh pertumbuhan dan pergerakan badai vorteks di selatan Samudera Hindia, hujan yang masih terus turun, masih hadirnya gelombang Kelvin dan Rossby Ekuator, serta El Nino yang tak merata.

(Rams/kus/madiuntoday)