Penguatan Potensi Lokal
Ruang Satu
Kita sudah menapaki Bulan Juli. Meski begitu masih bernuansa hari jadi. Sebagian kegiatan rangkaian peringatan memang tersaji di Juli ini. Di bulan ini masih ada kegiatan Medioen Mantu, konser musik, Madiun Gymnastic Competition, dan Spektapora Madiun. Selain itu, juga ada kegiatan kolaborasi dengan budaya Yogyakarta dan pagelaran wayang kulit. Kegiatan-kegiatan ini bukan kita hadirkan untuk hiburan semata. Namun, ada penguatan potensi lokal di dalamnya.
Momentum Hari Jadi kota kita ini harus menjadi panggung bagi masyarakat kita sendiri. Saya ingin potensi lokal diberikan kesempatan. Saya ingin masyarakat kita didahulukan. Buat apa kita buat event besar tetapi hanya menjadi panggung bagi masyarakat lain. Kita sekedar jadi penonton. Kita harus jadi pemain di rumah sendiri. Seperti sejumlah peringatan Hari Jadi yang sudah tersaji. Nyaris semuanya mengandalkan potensi dari kota kita sendiri.
Seperti pagelaran wayang kulit lima dalang mumpuni beberapa waktu lalu. Kelima dalang merupakan aset daerah. Masih pelajar tetapi sudah pernah memenangkan lomba tingkat nasional. Ini adalah aset berharga kota kita. Yang seperti ini harus diberikan kesempatan. Yang seperti ini harus diberikan ruang. Masyarakat yang mendambakan pagelaran wayang tidak perlu resah. Kita masih punya satu pegelaran wayang lagi. Yang kali ini kita hadirkan dalang dari luar daerah. Yang terpenting potensi lokal sudah terwadahi.
Kita sebenarnya punya potensi luar biasa. Ada dari segala bidang. Sewaktu upacara peringatan Hari Bhayangkara kemarin juga ditampilkan aksi pesilat dan polisi cilik. Mereka itu juga cukup mengharumkan nama daerah. Berhasil menjadi harapan 1 lomba polisi cilik tingkat Polda Jatim. Yang penampil seni pencak silatnya juga pernah menjuarai beberapa lomba. Di bidang musik, kita tahu ada putra daerah yang menjadi vokalis band ternama. Arda Naff yang juga pernah beberapa kali kita minta tampil. Salah satunya bertepatan dengan malam syukuran peringatan Hari Kemerdekaan tahun lalu.
Kemarin malam, tepatnya pada saat gelaran Madiun Night Cycling juga ada band lokal yang pernah moncer sampai di Malaysia. Namanya, Cadenza Band. Biarpun sudah lama, saya masih ingat. Sekitar 20 tahun yang lalu. Saya ingat karena saya yang mengantar mereka. Alhamdulillah juara di Kuala Lumpur. Malam kemarin mereka kembali tampil. Kita tampilkan untuk menghibur peserta Madiun Night Cycling. Ada kalau dua ribu peserta. Saya ucapkan terima kasih khususnya kepada Ikatan Alumni SMAN 2 Kota Madiun (Ikasda) dan juga Ikatan Sepeda Sport Indonesia (ISSI). Hadirnya kegiatan memang hasil kerja bareng dengan keduanya.
Kota Madiun memang tengah berbenah. Berbagai perubahan kita hadirkan. Ikon-ikon baru pun dimunculkan. Berbagai kegiatan juga terus meramaikan. Hal itu tentu butuh peran dan kontribusi bersama. Tak terkecuali dari masyarakat. Termasuk organisasi seperti Ikasda. Kota ini bisa baik, kalau masyarakatnya juga baik dan mau memberikan yang terbaik. Setidaknya saya mulai melihat itu. Masyarakat sudah turut serta memberikan yang terbaik untuk kota kita. Salah satunya, saat gelaran Gebyar Batik 2023, Sabtu (1/7) malam kemarin.
Gelaran juga bersamaan dengan giat gowes malam tersebut. Kalau gowes ada di halaman Balai Kota, Gebyar Batik ini ada di Sumber Umis kawasan patung Merlion. Tak heran, Pahlawan Street Center (PSC) padat pengunjung. Gebyar Batik 2023 ini juga tersaji unik lagi menarik. Gelaran fashion show ini menampilkan peserta dari pengurus RT perwakilan tiap kelurahan. Ya, Gebyar Batik dalam rangkaian peringatan Hari Jadi ke-105 Kota Madiun tersebut memang sekaligus gelaran lomba batik antar kelurahan.
Lagi-lagi, ini merupakan ajang promosi potensi lokal kita. Dalam hal ini batik khas kelurahan. Bukan hanya promosi, tetapi sekaligus kita lombakan. Desain terbaik untuk batik teman-teman OPD. Biarpun pesertanya kawak-kawak, tetapi tak kalah berkelas. Apalagi, tempatnya ada di kawasan Patung Merlion. Tak heran, kalau fashion show serasa di Singapura. Setiap kelurahan ada enam perwakilan. Peserta menampilkan pakaian batik khas dengan dipadukan berbagai aksesoris. Seperti dengan blangkon, kopyah atau surban, dan lain sebagainya. Ini memang memacu kreativitas masing-masing peserta.
Biarpun peserta tidak lagi muda. Namun, semangat tak pernah memudar. Peserta juga tampil maksimal. Pun, juga bergaya bak model saat berjalan di atas catwalk tersebut. Tak heran, kegiatan menyedot banyak perhatian wisatawan. Saya juga ikut meramaikan. Bersama Ketua Tim Penggerak PKK, saya turut bergaya bagaikan peserta. Kegiatan tersebut tentu akan terwujud tanpa peran serta masyarakat. Inilah yang dimaksud sinergitas. Pemerintah memberikan ruang dan kesempatan, masyarakat turut ambil bagian meramaikan.
Inilah yang dimaksud Presiden Jokowi tentang intervensi berbasis lokal. Instruksi bapak presiden ini penting untuk penguatan perekonomian. Bahkan, juga dimunculkan aturan tentang Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN). Setiap belanja barang harus terdapat unsur komponen dalam negeri. Ada batas minimal yang harus dipenuhi. Kita memang diperbolehkan membeli barang luar negeri. Khususnya yang belum bisa kita penuhi di negara sendiri. Tetapi tidak 100 persen barang buatan luar negeri semua. Harus ada unsur komponen buatan dalam negeri.
Itu juga sudah kita lakukan di Kota Madiun. Seperti dalam pengadaan laptop sebanyak 9.400 unit lalu. Pengadaan menggandeng PT Acer Indonesia sebagai produsen. Ini untuk pemenuhan penggunaan produk dalam negeri tersebut. Kota kita juga harus seperti itu. Harus mengedepankan penggunaan produk lokal dulu. Contoh kecilnya urusan makanan dan minuman. Kita banyak kuliner dengan berbagai keunikan. Ini harus kita pergunakan dulu. Karenanya, kita munculkan Lapak UMKM di tiap kelurahan. Untuk meramaikan, juga kita gelar kelurahan idol. Kita gali bakat dari tiap kelurahan. Pemenangnya akan kita tampilkan di event pemerintah. Potensi lokal seperti ini harus terus kita dorong. Harus kita beri ruang dan kesempatan. Salah satunya, seperti dalam momentum peringatan Hari Jadi seperti sekarang ini.
Penulis adalah Wali Kota Madiun Drs. H. Maidi, SH, MM, M.Pd