Komitmen Ciptakan Kota Layak Anak, Pemkot Madiun Diganjar Penghargaan KLA Kategori Utama




SEMARANG - Kota Madiun kembali berhasil meraih penghargaan kota layak anak (KLA). Bedanya, kali ini penghargaan yang diraih lebih tinggi dari tahun sebelumnya. Yakni, kategori utama.

Penghargaan tersebut diserahkan oleh Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Bintang Puspayoga yang digelar di Hotel Padma Kota Semarang, Sabtu (22/7) malam.

Penghargaan yang diraih pemkot tersebut sekaligus menjadi kado terindah pada momentum Hari Jadi ke-105 Kota Madiun, serta peringatan Hari Anak Nasional yang jatuh pada 23 Juli.

Wali Kota Madiun Maidi mengatakan, penghargaan ini merupakan bentuk komitmen yang kuat dari Pemerintah Kota Madiun untuk terus berupaya memberikan layanan terbaik bagi kepentingan anak, termasuk difabel.

Lebih lanjut, wali kota menuturkan bahwa keberhasilan yang diraih pemkot tidak lepas dari dukungan semua pihak, termasuk organisasi perangkat daerah (OPD) dan masyarakat.

Sejumlah pembangunan berkelanjutan yang bertujuan untuk melindungi hak anak untuk hidup dengan sehat serta bertumbuh kembang dengan baik telah dilakukan oleh Pemkot Madiun. Di antaranya, penyediaan fasilitas bermain ramah anak, fasilitas kesehatan, pendidikan, serta lingkungan yang bersih dan aman bagi anak.

“Jadi kota kita mulai tempat bermain, taman, sarana, cara pendidikan, orang tuanya inilah yang mengangkat nilai itu. Maka alhamdulillah kita mendapatkan penghargaan kategori utama, ini hebat, luar biasa,” ujarnya.

Walikota menegaskan, meski sudah menyandang KLA kategori utama, ke depan sarana prasarana yang menunjang kebutuhan anak terus ditingkatkan. Terutama terkait dengan pendidikan. Tidak hanya untuk meraih prestasi yang lebih tinggi, tetapi juga mencetak generasi penerus bangsa yang berkualitas, untuk mempersiapkan generasi emas 2045.

“Jadi kota ini dimana-mana bisa jadi tempat belajar dan mencari ilmu pengetahuan, karena belajar tidak hanya di kelas saja. Dan orang tua, pesan saya harus tahu posisi anak. Kalau anaknya TK, orang tua tidak bisa memaksakan anak itu seperti pikiran orang tuanya yang sudah dewasa. Mereka harus bisa berperan sebagai guru TK, sekaligus anak TK,” paparnya.

Seperti diketahui, ada sejumlah indikator yang menjadi penilaian KLA terbagi dalam beberapa klaster. Di antaranya terkait lingkungan keluarga dan pengasuhan alternatif, klaster kesehatan dasar dan kesejahteraan, klaster pendidikan, pemanfaatan waktu luang, dan kegiatan budaya, serta klaster perlindungan khusus. (Ws hendro/irs/diskominfo)