Lestarikan Budaya Daerah, Spenga Angkat Permainan Tradisional Dalam Kegiatan P5




MADIUN - Beragam permainan tradisional dimainkan oleh siswa-siswi kelas VII dan VIII SMP Negeri 3 (Spenga) Kota Madiun di Taman Lalu Lintas Bantaran Kali, Jumat (27/10).

Ada egrang batok, gobag sodor, dakon, engkling, hingga layangan. Semua siswa tampak gembira mengikuti kegiatan tersebut.

"Seru. Senang. Rasanya seperti destinasi ke masa lalu," ujar Radhwa Aqilah Zahra, siswi kelas VIII SMPN 3 Kota Madiun.

Menurutnya, berbagai permainan ini sudah jarang dimainkan oleh anak-anak di zaman sekarang. Karenanya, dia dan kawan-kawan antusias untuk mengenali permainan tradisional.

Di sisi lain, para pelajar juga membuat peta konsep kesehatan mental berupa poster antiperudungan. "Karena di sekolah kami sudah dikuatkan sebagai sekolah ramah anak. Maka, diharapkan tidak ada bullying dalam bentuk fisik maupun mental," imbuh Satrio Pembayun Kurniawan, siswa kelas VIII.

Sementara itu, Koordinator Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) SMPN 3 Kota Madiun, Eva Rahmadyani menjelaskan bahwa kegiatan yang diikuti siswa-siswinya hari ini merupakan bagian dari proyek P5.

"Temanya Bangunlah Jiwa Raganya. Karena itu, kami adakan kegiatan yang menguatkan fisik dan mental anak," tuturnya.

Menurut Eva, permainan tradisional dipilih sebagai sarana belajar anak. Tidak hanya tentang permainan tradisional zaman dahulu. Tapi juga melatih fisik anak agar tetap sehat. Apalagi, saat ini anak-anak lebih banyak menghabiskan waktunya di depan gawai.

"Seperti menggunakan handphone, belajar juga melalui Chromebook dan online. Jadi, hari ini kami ajak mereka berkegiatan fisik di luar ruangan," jelasnya.

Terkait kesehatan mental, para siswa diminta membuat peta konsep anti perudungan. Dengan begitu, mereka belajar mengenali dirinya sendiri. Serta, belajar menolak untuk di-bully. (Ney/irs/madiuntoday)