Borong Penghargaan Lagi, Kota Madiun Raih Tiga Penghargaan Bidang Kesehatan, Total Jadi 313 Penghargaan




SURABAYA – Kota Madiun kembali memborong prestasi di bidang kesehatan. Kali ini, ada tiga penghargaan yang berhasil diraih. Dua penghargaan terkait bidang Keluarga Berkualitas (KB). Satu lainnya terkait bidang penanganan tuberkulosis (TBC). Dengan tambahan ini, Kota Madiun setidaknya sudah mengukir 313 penghargaan dan prestasi di bawah kepemimpinan Wali Kota Maidi.

Penghargaan terkait penanganan TBC diberikan bersamaan pertemuan nasional program tuberkulosis di Surabaya, Rabu (8/11) kemarin. Kota Madiun mendapatkan penghargaan kabupaten/kota terbaik atas pencapaian Dinas Kesehatan dalam pelaksanaan program TBC 2023. Penghargaan dikeluarkan Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan.

Sementara satu penghargaan lainnya diraih pada 1 November lalu. Yakni, penghargaan kepada Kota Madiun sebagai kabupaten/kota yang telah berhasil membentuk Kampung Keluarga Berkualitas di seluruh desa/kelurahan. Itu sesuai dengan Inpres 3/2022 tentang optimalisasi penyelenggaraan Kampung Keluarga Berkualitas yang menginstruksikan pembentukan Kampung KB di seluruh desa/kelurahan. Piagam penghargaan diberikan Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Jawa Timur, Maria Ernawati.

Satu penghargaan lainnya didapat SMAN 1 Kota Madiun sebagai Juara III dalam lomba Sekolah Siaga Kependudukan (SKK) Paripurna kategori SMA sederajat. Penghargaan ini diberikan Kepala BKKBN, Hasto Wardoyo.

Kepala Dinas Kesehatan, Pengendalian Penduduk, dan KB Kota Madiun, dr Denik Wuryani menyebut tiga penghargaan tersebut didapat berkat upaya bersama. Pemerintah Kota Madiun, memang memberikan perhatian lebih terkait urusan kesehatan. Seperti dalam penanganan TBC di Kota Madiun yang tidak hanya berfokus pada pasien penderita. Tetapi juga menyasar masyarakat beresiko. Salah satunya, melalui program Terapi Pencegahan Tuberkulosis (TPT).

‘’Jadi penanganan yang kita lakukan tidak hanya fokus pada pasien penderita, tetapi juga masyarakat beresiko. Siapa? Ya mereka yang kontak erat dengan pasien juga berdasar hasil investigasi atau skrinning dari pasien TBC serta komunitas beresiko seperti warga binaan dan pondok pesantren,’’ katanya, Kamis (9/11).

Sementara terkait Kampung Keluarga Berkualitas, Denik menyebut, di Kota Madiun sudah terbentuk Kampung Keluarga Berkualitas di 27 keluarahan. Bahkan, satu di antaranya berhasil meraih penghargaan terbaik nasional. Yakni, Kampung KB Sejahtera Kelurahan Klegen. Penghargaan diberikan Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Hasto Wardoyo bersamaan kegiatan Hari Keluarga Nasional (Harganas) ke-30 di Palembang, Juli lalu.

‘’Kampung KB di kota kita tidak hanya dibentuk kemudian selesai. Tetapi benar-benar menjalankan tugas dan fungsi dibentuknya Kampung KB tersebut hingga ada yang berhasil meraih penghargaan nasional,’’ ungkapnya.

Denik juga menyampaikan selamat kepada SMAN 1 Kota Madiun yang berhasil meraih juara III lomba SSK. SSK merupakan sekolah yang mengintegrasikan pendidikan kependudukan dan keluarga berencana ke dalam beberapa mata pelajaran sebagai pengayaan materi pembelajaran. Selain itu, di dalamnya juga terdapat pojok kependudukan sebagai salah satu sumber belajar peserta didik. Hal itu merupakan upaya pembentukan generasi berencana agar guru dan peserta didik dapat memahami isu kependudukan serta guru mampu mengintegrasikan isu kependudukan ke dalam pembelajaran.

‘’Intinya, tentu ini semua tak terlepas dari upaya bersama. Kampung KB tak terlepas dari peran serta masyarakat. Sedang, untuk SSK juga tak terlepas dari peran sekolah. Upaya yang dilakukan pemerintah tidak akan maksimal tanpa didukung dari masyarakat,’’ pungkasnya. (Vincent/agi/madiuntoday)