Mengabdi Untuk Negeri
Ruang Satu
Sudah suatu keharusan bagi setiap warga untuk mengabdi kepada bangsa dan negaranya. Bahkan, sudah sepatutnya kita tidak menanyakan apa yang telah negara berikan. Tetapi apa yang telah kita berikan kepada negara. Jangan dikira hanya mereka yang saat ini menjabat di pemerintahan. Masyarakat pada umumnya juga bisa mengabdi kepada negara. Mengabdi ini bisa berwujud apa saja. Mematuhi aturan pemerintah itu juga merupakan sebuah pengabdian.
Saya pun juga begitu. Saya ingin mengabdi untuk negeri yang tercinta ini. Mumpung jiwa dan raga ini masih sehat dan kuat. Menjadi wali kota mungkin sudah merupakan jalan untuk saya mengabdi pada negeri. Alhamdulillah hingga masa akhir jabatan saya sebagai Wali Kota Madiun periode 2019-2024 berjalan lancar. Saya bisa memberikan yang terbaik untuk kota ini. Ya meski ada sejumlah cobaan seperti pandemi Covid 19 lalu. Tetapi tatkala melihat Kota Madiun seperti ini, puas rasanya.
Kota kita ini hampir selalu jadi perbincangan di tingkat nasional. Itu karena nama Kota Madiun kerap disebut di berbagai ajang penghargaan. Itu juga yang membuat kota kita banyak dikunjungi daerah lain. Seperti, rombongan dari Kota Tual Provinsi Maluku pada awal Desember 2023 lalu. Jika dilihat di peta Kota Tual ini merupakan daerah berbentuk kepulauan yang hampir dekat dengan Papua. Bayangkan betapa jauhnya. Bahkan, nama Tual ini juga terasa asing. Rombongan dipimpin langsung Pj Wali Kota Tual bapak Akhmad Yani Renuat.
Nah, saat berbincang dengan beliau, kenapa memilih Kota Madiun sebagai tujuan studi banding, beliau menjawab karena Kota Madiun sering disebut di tingkat nasional. Memang untuk penghargaan tingkat nasional biasanya diikuti seluruh daerah. Kalau tidak datang langsung ya secara virtual. Namun, untuk kunjungan beliau kemarin lebih untuk urusan Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID), Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP), dan juga Smart City. Kebetulan untuk ketiganya cukup baik di kota kita. Bahkan juga mendapatkan penghargaan nasional.
Seperti urusan TPID yang pernah masuk nominasi nasional. Kemudian, SAKIP kita juga mendapat nilai A. Sementara untuk smart city, kita mendapatkan penghargaan pada dimensi smart living dan smart environment pada 2023 lalu. Di tahun sebelumnya kota kita juga mendapatkan penghargaan untuk dimensi smart city yang lain. Tak salah jika kemudian rombongan dari Kota Tual datang untuk belajar.
Saya tidak pernah mengira kota kita bakal seperti ini jadinya. Sejak awal menjabat, tujuan saya satu, mengabdi untuk kota ini, mengabdi untuk negeri ini. Karena niat kita baik, Alhamdulillah, juga diberikan kemudahan. Sering saya sampaikan kepada ASN saya untuk selalu kerja keras, kerja cerdas, dan kerja ikhlas. Tatkala itu dikerjakan, Insyaallah hasilnya baik. Saya hampir tidak pernah libur. Setiap akhir pekan ada saja kegiatan. Padahal di hari biasa, urusan pekerjaan bisa sampai larut malam. Kalau saya mengeluh, pasti hasilnya tidak akan baik. Kota kita tidak akan seperti ini.
Semangat mengabdi untuk negeri ini harus terus kita gelorakan. Dimulai dari yang kecil, jika ada kesempatan bisa melangkah ke yang lebih besar. Belakangan ini ramai diperbincangkan terkait isu sejumlah Menteri Kabinet Indonesia Maju Jilid II yang akan mundur. Beberapa waktu yang lalu saya ditemui rekan-rekan wartawan terkait rumor tersebut. Ini memang menjadi topik utama dalam beberapa hari terakhir. Mungkin bersamaan dengan musim politik. Tetapi yang saya baca, para menteri masih bekerja seperti biasa.
Memang seharusnya begitu. Menurut saya, apa yang telah diamanahkan harus dituntaskan. Artinya, sudah semestinya menuntaskan masa jabatan sampai selesai pada Oktober mendatang. Namun, kalau ada yang mundur memang tidak menyalahi aturan dan memang diperbolehkan. Tetapi kalau pun ada yang mundur mungkin karena keterpaksaan. Saya berharap itu hanya sebatas rumor. Namun, apabila isu tersebut ternyata benar adanya saya pun bersedia menggantikan jadi menteri jika memang mendapat tawaran dari pak presiden. Pak Jokowi kan orangnya cerdas, pintar, toh calon menteri kan banyak dari daerah. Kalau saya ditawari amanah itu saya pun siap dan sanggup.
Menjadi menteri tentu bukan perkara mudah. Kursi menteri butuh figur dari kalangan profesional. Pasalnya, peran menteri cukup penting dalam membantu presiden menjalankan roda pemerintahan. Apalagi, di tengah penyelenggaraan Pemilu ini. Tetapi ini kesempatan besar untuk mengabdi kepada negeri. Tentu saya siap. Saya siap mencurahkan segala kemampuan yang saya miliki. Siap mengamalkan ilmu dan pengalaman yang saya dapatkan selama ini. Karena ini pengabdian, saya siap menyumbangkan gaji untuk kegiatan sosial. Misalnya, dikasihkan ke anak stunting, yatim, maupun lansia yang membutuhkan. Itu jauh lebih bermanfaat.
Tetapi kalau masyarakat menghendaki saya kembali memimpin kota ini, saya pun siap. Sekali lagi ini demi pengabdian. Apalagi, masih ada sejumlah pembangunan yang perlu disempurnakan ke depan. Saya rasa mengabdi kepada masyarakat juga bagian dari pengabdian untuk negeri ini. Selain itu, juga bagian dari ibadah. Pengabdian ini mungkin sudah menjadi jalan saya untuk beribadah mengumpulkan bekal untuk kehidupan di akhirat kelak.
Penulis adalah Wali Kota Madiun, Dr. Drs. H. Maidi, SH, MM, M.Pd