Makan Siang Gratis



Ruang Satu 

Makan siang gratis untuk pelajar menjadi perbincangan hangat belakangan ini. Ya, selain merupakan program bapak Prabowo sebagai calon presiden dan mas Gibran sebagai wakil presiden, program ini juga telah disimulasikan pemerintah pusat beberapa waktu lalu. Simulasi tersebut merupakan bentuk dukungan pemerintah sekarang untuk pemerintah yang akan datang. Di daerah juga sudah mulai ramai diperbincangkan. Beberapa waktu kemarin saya dicegat sejumlah wartawan. Ada yang menanyakan soal makan siang gratis ini. Saya tekankan bahwa Kota Madiun siap menjalankan program ini.

Bahkan sekarang pun sejatinya kita siap. Namun, kan masih ramadan. Anak-anak yang beragam Islam harus menjalankan ibadah puasa. Karena itu, rencananya akan mulai kita jalankan setelah lebaran nanti. Bagi saya ini program yang bagus. Anak-anak harus mendapatkan asupan gizi yang cukup dan berimbang. Itu perlu agar mereka bisa berkonsenterasi dalam belajar. Itu penting karena mereka sedang dalam tahap tumbang dan berkembang. Ada banyak cerita soal anak yang mudah mengantuk dan lemas di kelas karena belum makan. 

Jangankan mereka yang masih anak-anak, kita yang sudah dewasa ini juga pasti merasakannya. Kalau tidak makan, kita akan kesulitan dalam bekerja. Karenanya, saya sangat setuju program ini. Tetapi bukan kemudian sekenanya. Atau yang penting jalan saja. Saya ingin program bisa berjalan optimal. Karenanya, untuk di Kota Madiun makan siang gratis yang diberikan kepada siswa SD dan SMP ini harus dipastikan bergizi. Menu gizinya harus diatur dan ditentukan. Karenanya, saat ini kita tengah mengumpulkan ahli gizi. Mereka nantinya akan merumuskan menu masakan yang disajikan untuk menunjang pertumbuhan anak-anak. 

Jangan asal penting makan siang. Kalau seperti itu, anak-anak sudah sering melakukan. Mereka sudah jajan di kantin sekolah. Sering juga jajanan di depan sekolah. Jajan yang penting enak di mulut. Entah bagaimana gizinya bagi tubuh. Bahkan, ada banyak kasus yang kemudian jatuh sakit karena jajan sembarangan. Program ini kalau hanya sekedar dijalankan mungkin akan seperti itu. Menu makan siang gratis yang disajikan harus diatur agar tidak bermasalah bagi kesehatan anak-anak. Gizinya harus dihitung benar. Jangan sampai malah berdampak masalah kesehatan bagi anak-anak kita. Program ini harus menyehatkan bukan sebaliknya.

Apalagi jika berkaitan dengan anggaran. Seperti yang disimulasikan pemerintah, anggaran tiap anak sebesar Rp 15 ribu sekali makan. Ini harus diperhatikan benar. Kira-kira dari uang segitu, capaian gizinya diwujudkan seperti apa. Kalau sudah satu bulan, capaian gizinya seperti apa. Itu semua harus dihitung benar. Kemudian juga harus kita lihat apakah dalam 30 hari itu nanti gizinya bisa berubah tidak. Pokoknya harus diperhitungkan benar. Ini demi anak-anak kita. Generasi penerus bangsa yang kita persiapkan menuju Indonesia emas 2045.

Kalau di daerah lain mungkin belum siap karena soal anggaran, di Kota Madiun siap karena kita punya dana rutin sekolah. Jumlahnya juga besar. Dana rutin itu biasanya untuk rehab skala ringan atau perawatan rutin. Bisa juga untuk pengadaan barang habis pakai. Pos anggaran itu selalu ada di sekolah. Ada juga dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS). Kalau yang ini dari pemerintah pusat yang sudah berjalan rutin. Itu bisa kita bahas sambil berjalan. 

Saya sejurus dengan program ini karena juga bisa meningkatkan perekonomian. Ini bisa membantu pelaku UMKM lokal. Rencananya, program ini memang menggandeng pihak kantin sekolah. Kalau mereka tidak mampu biar dibantu pelaku UMKM. Mereka tentu akan terbantu dengan hadirnya program ini. Implementasinya juga mudah. Anak-anak cukup diberikan kupon untuk ditukar di kantin sekolah. Yang penting takaran gizinya sudah siap dulu. Pihak kantin tinggal melaksanakan. Tentu dengan pengawasan. Yang tidak sesuai jadwal menu, kita beri peringatan dengan dialihkan ke yang lain. Pengawasan tidak hanya sampai di situ. Anak-anak sebagai sasaran program ini juga harus diawasi. Makanan harus benar-benar dikonsumsi. Namanya, anak-anak pasti ada saja alasannya menolak makan. Ini butuh peran guru dan orang tua.

Saya optimis ini bisa berjalan. Saya paham benar bagaimana lingkungan sekolah bekerja. Maklum saya berangkat dari seorang pendidik. Itu pula mengapa saya selalu memberikan perhatian lebih untuk dunia pendidikan. Seperti diketahui, ada fasilitas laptop gratis di Kota Madiun. Jumlahnya mencapai 14 ribu unit. Hampir 15 ribu dengan anggaran mencapai Rp 100 miliar lebih. Selain itu juga kita berikan internet gratis. Ada tiga ribu lebih titik internet gratis termasuk di ruang kelas. Fasilitas laptop dan internet ini penting di era sekarang. Fasilitas seperti inilah yang dibutuhkan anak-anak kita. Dengan ditambah makan siang gratis ini, saya optimis kita bisa mewujudkan anak-anak yang berkualitas ke depan. Anak-anak yang siap merebut Indonesia generasi emas 2045 mendatang. 


Penulis adalah Wali Kota Madiun, Dr. Drs. H. Maidi, SH, MM, M.Pd