Cerita Heri Eli Nuriyani, 20 Tahun Tekuni Usaha Jamu Bubuk Tradisional




Paling Bahagia Kalau Pelanggan Makin Sehat Karena Jamunya

MADIUN – Jamu merupakan salah satu minuman turun-temurun yang khas di Indonesia. Meski zaman terus mengalami perubahan, namun eksistensi jamu masih tetap bertahan dari masa ke masa. Bahkan, semakin mengikuti perkembangan kemajuan zaman.

Salah satunya, seperti jamu tradisional buatan Heri Eli Nuriyani. Di tangan warga Jalan Sri Rejeki Nomor 55, Kelurahan Sukosari, Kota Madiun itu, jamu diolah menjadi bubuk instan yang siap diminum kapan saja.

‘’Saya memulai usaha sejak 2004. Awalnya untuk menjaga kesehatan pribadi. Setelah saya merasakan khasiatnya, baru berani menjual,’’ ujar perempuan 51 tahun itu saat ditemui di rumahnya, Jumat (31/5).

Keterampilan membuat jamu bubuk didapatkan Eli dari pelatihan yang diikutinya di Surabaya. Ilmu itu lantas dia terapkan untuk produk buatannya yang diberi label Pawon D’Eli @pawoend_eli.

Proses pembuatan ekstrak jamu itu biasanya memakan waktu sehari semalam. Mulanya, bahan-bahan jamu direndam semalaman. Kemudian, pagi harinya dicuci bersih dan digiling menggunakan mesin khusus. Setelah itu, disaring dan diendapkan selama 3 jam.

Setelah air dan endapannya terpisah, diambil airnya untuk dimasak sampai agak surut. Kemudian, ditambah gula dan diaduk terus agar tidak lengket. Jika sudah menggumpal seperti gulali, adonan diturunkan dari kompor dan diaduk terus sampai keluar Kristal. Selanjutnya, didiamkan sampai adonan benar-benar dingin.

‘’kalau sudah dingin baru diayak. Kalau masih ada gumpalan, kita tumbuk sampai halus dan diayak lagi. Begitu terus sampai dapat butiran-butiran halus,’’ jelasnya.

Jika hasilnya baik, jamu bubuk buatan Eli mampu bertahan hingga 6 bulan. Namun, ibu dua anak dan dua cucu ini selalu berupaya menyediakan produk dalam kondisi segar.

‘’Karena itu saya membuatnya sesuai kebutuhan. Sebulan kira-kira ada 5-6 kilogram,’’ tuturnya.

Ditanya soal harga, Eli mematok Rp 35 ribu untuk jamu bubuk kemasan 250 gram dan Rp 15 ribu untuk kemasan 100 gram. Variannya ada jahe, jahe rempah, temulawak, kunyit putih, dan jahe merah.

Tak hanya Madiun dan sekitarnya, jamu bubuk Eli juga telah mencapai pasaran Malang, Kalimantan, hingga Papua.

Selain jamu bubuk, Eli juga menyediakan jamu cair yang dijual di lapak UMKM Pahlawan Religi Center. Dengan varian kunyit asem, jahe rempah, dan suruh kunci. Juga, ada jamu kesehatan khusus wanita. Serta, ramuan bawang putih dan cuka apel yang baik untuk kesehatan jantung.

‘’Untuk perizinan sudah saya urus semua. Alhamdulillah produk saya sudah mengantongi sertifikat halal, P.IRT dan saat ini masih proses BPOM untuk jamu cair,’’ungkapnya.

20 tahun menekuni usaha jamu tentunya memberikan banyak pengalaman bagi Eli. Beragam masukan dia terima dari para pelanggan untuk kemajuan usahanya. Tak jarang pula dirinya menerima feedback positif dari pelanggan yang mengaku lebih sehat karena meminum jamunya. Tentu saja, hal tersebut membuatnya semakin bahagia dan semangat untuk terus membuat jamu yang berkhasiat.

‘’Harapannya, jamu saya tidak hanya semakin diterima masyarakat, tapi juga memberikan dampak positif bagi kesehatan,’’ tandasnya. (Rams/irs/madiuntoday)