Inflasi November Kota Madiun Terkendali di Angka 0,13 Persen, Harga Tomat Jadi Pendorong Utama



MADIUN – Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Madiun mencatat inflasi month to month (m-to-m) pada November 2025 sebesar 0,13 persen. Sementara itu, inflasi tahun kalender (Januari–November) berada pada 1,92 persen, dan inflasi year on year (y-o-y) mencapai 2,36 persen. Angka tersebut lebih rendah dibanding inflasi November 2024 (0,29 persen) maupun November 2023 (0,48 persen).


Kepala BPS Kota Madiun, Abdul Aziz, menyampaikan bahwa kelompok makanan, minuman, dan tembakau menjadi penyumbang utama inflasi bulan ini dengan andil 0,10 persen. Kenaikan harga cukup signifikan terjadi pada sejumlah komoditas hortikultura. Tomat tercatat melonjak hingga 74,13 persen, diikuti ketimun 26,40 persen, terong 18,91 persen, wortel 20,60 persen, bawang merah 7,87 persen, cabai rawit 4,21 persen, jeruk 8,31 persen, serta ikan nila 14,12 persen.


Menurut Aziz, meski bukan kebutuhan pokok utama, komoditas hortikultura tetap memberi dampak pada inflasi. Kenaikan harga dipicu oleh awal musim hujan yang memengaruhi produksi dan pasokan. “Perubahan cuaca membuat hasil panen tidak optimal sehingga harga ikut naik,” jelasnya.


Menjelang Natal dan Tahun Baru (Nataru), Aziz menegaskan pentingnya menjaga ketersediaan bahan pangan pokok. Stok beras, minyak goreng, telur, daging ayam ras, dan komoditas utama lain harus dipastikan aman untuk menghindari lonjakan harga. Ia juga menyoroti program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang melibatkan banyak dapur SPPG, berpotensi menambah permintaan sehingga penyiapan stok perlu lebih matang.


“Permintaan meningkat, sehingga manajemen stok harus benar-benar diperhatikan,” ujarnya.


Aziz turut mengimbau kewaspadaan terhadap potensi banjir akibat curah hujan tinggi. Gangguan distribusi dari produsen ke Kota Madiun dapat memicu kenaikan harga lanjutan. “Jika distribusi terhambat, harga bisa terdampak,” pungkasnya.


(Dspp/kus/madiuntoday)